Berita, Maret 2010
Banyak warga kota khususnya Tangerang, yang tidak suka dengan beras murah yang dikeluarkan Perum Bulog. Masalahnya kualitas beras itu kurang bagus. Ketika beras dimasak menjadi nasi terasa pera. Konsumen beras Bulog dioplos dengan beras yang berkualitas baik agar nasi yang dihasilkan menjadi enak.
“Biarpun murah, tidak banyak warga yang membeli. Karena nasinya pera. Biasanya oleh konsumen disiasati, beras itu dioplos dengan yang pulen,” ucap Alex, Konsumen beras.
Kata Alex, biasanya konsumen mencampur beras Bulog itu dengan komposisi seimbang, agar naasi yang dihasilkan menjadi enak.
Bahkan saking pera nya, tukang nasi goreng keliling juga enggan membeli beras Bulog yang dijual Rp. 6.200/kg itu. “Tukang nasi goreng memang beli beras pera, tapi yang berkualitas super yang harganya Rp. 10.000/kg, “ucap Alex.
Namun diakui Alex, kehadiran beras Bulog mampu meredam gejolak harga beras di dalam negeri. “Sudah hampir sebulan ini turun, rata-rata sebesar Rp. 500/kg. Mungkin jika operasi pasar terus dilakukan, bulan depan bisa turun Rp. 300/kg lagi. Dengan begitu harga beras sudah normal kembali.” ujarnya.
Seperti beras IR 64 kualitas I kini dijual Rp. 7.500/kg, kualitas II Rp. 6.900/kg, dan kualitas III Rp. 6.500/kg. Sedangkan untuk beras kualitas premium misalnya Pandan Wangi masih tetap stabil, yaitu Rp. 9.800/kg.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar