Cari Blog Ini

Posting blogger lewat email

username.secretword@blogger.com

Minggu, 27 Oktober 2019

Awas ! Resiko ini bagi anda yang terlalu aktif dan miskin saat masa remaja

Dikutip dari Healthline, riset yang diberi nama Project Talent meneliti 10 tipe kepribadian dari berbagai kalangan. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry. 
Para peneliti melakukan survei kepada lebih dari 80.000 peserta di sekolah menengah selama masa remaja mereka pada tahun 1960. Survei tersebut kembali dilakukan pada akhir 1960-an dan awal tahun 1970-an. 
Kepribadian energik punya risiko tinggi terjangkit pikun 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang lebih tenang, lebih kuat, dan lebih dewasa di sekolah menengah memiliki risiko demensia lebih rendah di kemudian hari. 
Keterkaitan ini menjadi lebih kuat dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang lebih aktif dan energik memiliki risiko demensia lebih besar. 
Sementara itu, peneliti Institut Amerika Kelly Peters juga mengatakan, ada banyak bukti tentang keterkaitan tersebut, seperti dikutip dari WebMD. Namun, ada pertanyaan lain yang muncul yaitu apakah kepribadian atau beberapa aspek itu sebenarnya dapat menyebabkan demensia. 
"Itu pertanyaan besar, apakah hanya kepribadian yang dapat terkena demensia? Apakah itu hanya ekspresi dari penyakit?" kata Peters. Pada usia rata-rata 16 tahun, para siswa dinilai memiliki 10 sifat umum. 
Pada tahun 2011-2013, ketika mereka hampir berusia 70 tahun, lebih dari 2.500 orang menderita demensia. Ia dan timnya menemukan bahwa risiko demensia lebih rendah di antara manula yang tenang, kuat, dan dewasa saat remaja. 
Peters mengatakan temuan ini dapat menjadi pertimbangan bagi para perumus kebijakan untuk mengembangkan sistem dukungan sosial yang lebih baik. 
Pikun juga berkaitan dengan finansial 
Akan tetapi, sifat tenang dan dewasa tampaknya tidak dapat mencegah demensia bagi remaja yang tumbuh di lingkungan yang relatif miskin. Wakil presiden Alzheimers Association Heather Snyder mengatakan ada banyak faktor yang berkontribusi pada risiko demensia. 
"Ada berbagai macam faktor sosial, lingkungan, dan genetik yang dapat berkontribusi pada risiko demensia," kata Snyder. 
"Juga diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apa itu dan bagaimana mereka berinteraksi," sambungnya. Menurutnya, tak ada cukup bukti untuk menyarankan bahwa strategi intervensi tipe kepribadian di sekolah menengah akan efektif. (Ahmad Naufal Dzulfaroh/kontan)

Tidak ada komentar: