Cari Blog Ini

Posting blogger lewat email

username.secretword@blogger.com

Minggu, 02 Maret 2014

Cara Membuat Karya Tulis

Panduan Menulis Referensi dalam Karya Tulis

Para siswa, mahasiswa, peneliti dan guru yang kerap menulis karya tulis ilmiah tentu membutuhkan panduan menulis referensi atau daftar pustaka.
Referensi atau daftar pustaka pada umumnya dilampirkan di setiap karya tulis ilmiah. Referensi atau daftar pustaka ini berisi identitas literatur-literatur yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Melalui daftar pustaka ini, pembaca bisa mengetahui ruang lingkup kajian penulis dan memberikan referensi bagi pembaca untuk mendalami dan mengetahui informasi yang disajikan penulis secara lebih lengkap.
Pedoman penulisan referensi atau acuan yang beredar saat ini ada beberapa macam, antara lain acuan menulis referensi berdasarkan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), berdasarkan APA (American Psychological Association), berdasarkan MLA (The Modern Language Association), berdasarkan CMS (Chicago Manual of Style) dan beberapa acuan lainnya.
Penulisan referensi berdasarkan EYD umumnya digunakan untuk melengkapi karya tulis yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan dipublikasikan di Indonesia.
Sedangkan acuan penulisan lainnya biasanya digunakan pada penulisan referensi untuk karya tulis yang hendak dipublikasikan secara internasional, misalnya pada jurnal internasional.
Nah, lembaga atau institusi umumnya telah menentukan acuan yang hendak digunakan berkaitan dengan penulisan referensi ini. Artikel ini mengulas dua acuan penulisan referensi yang sering digunakan yakni acuan penulisan referensi sesuai EYD dan acuan penulisan referensi berdasarkan APA.
Acuan Penulisan Referensi Sesuai Format Indonesia
Dalam pedoman umum ejaan Indonesia yang disempurnakan tahun 2009, disebutkan acuan penulisan daftar pustaka yang cukup terbatas. Pada EYD ini hanya disebutkan bahwa dalam daftar pustaka susunan penulisan nama dibalik dan menggunakan tanda koma untuk memisahkan nama yang dibalik tersebut. Untuk referensi berupa buku, maka format penulisannya sebagai berikut:
• Referensi buku
Nama belakang penulis, nama depan penulis. Tahun terbit buku. Judul buku yang ditulis dengan huruf miring. Tempat terbit buku: Nama penerbit buku.
Contohnya: Kelana, Sekar. 2003. Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: Serambi Media.
• Referensi buku dengan editor dan keterangan jilid buku
Nama belakang penulis, Nama depan penulis (Ed.) Tahun terbit. Judul buku ditulis dengan huruf miring. Keterangan jilid buku. Tempat terbit buku: Nama penerbit.
Contohnya: Ramadhani, Indah (Ed.) 2003. Belajar Mengetik Cepat. Jilid 1. Yogyakarta: Creative Media.
Pada penulisan daftar pustaka sesuai EYD ini, tanda titik digunakan di antara nama penulis, judul yang tidak diakhiri dengan tanda seru atau tanda tanya, serta tempat penerbitan buku.
Nah, karena keterbatasan penjelasan mengenai penulisan referensi berdasarkan EYD, biasanya lembaga atau institusi mengeluarkan petunjuk atau aturan mengenai pedoman penulisan referensi di kalangan mereka.
Karena itu, para penulis karya tulis ilmiah sebaiknya mencari tahu mengenai pedoman penulisan referensi yang berlaku di lingkuan mereka.
Acuan Penulisan Referensi Berdasarkan APA
Berbeda dengan acuan penulisan daftar pustaka menurut EYD, aturan penulisan referensi berdasarkan APA sedikit lebih rumit dan dijelaskan dengan terperinci. Berikut ini panduan menulis referensi berdasarkan APA.
• Referensi berupa buku
Nama belakang pengarang, inisial. (tahun penerbitan di dalam kurung). Judul buku ditulis dengan huruf miring (Edisi buku bila edisinya lebih dari satu di dalam kurung). Tempat diterbitkan: Penerbit.
Contoh: Ramadhani, I. (2003). Menapak Jejak Menoreh. Yogyakarta: Media Press.
Sebagai catatan, judul buku dituliskan dengan huruf kapital sesuai dengan tata cara penulisan kalimat. Bila penulis sebuah buku lebih dari enam orang, maka nama penulis selanjutnya menggunakan nama pengganti et al. Sementara itu jika buku ditulis dengan editor, maka penulisannya dilengkapi dengan (ed.) atau (eds.) bila lebih dari satu editor .
Contoh: Iman, T. (ed). (2004) Menulis Artikel di Koran. Jakarta: Agung Media.
• Referensi berupa artikel jurnal
Nama Belakang Penulis, Inisial. (tahun penerbitan dalam kurung). Judul artikel. Judul Jurnal ditulis dengan huruf miring, Nomor volume – jika ada (Nomor issue/ terbit dalam kurung), nomor halaman awal dan akhir dari artikel.
Seperti halnya pada penulisan judul buku, huruf kapital pada penulisan judul artikel mengikuti standar penulisan kalimat. Sedangkan huruf kapital pada penulisan judul jurnal mengikuti standar penulisan judul.
Contoh: Minati, A. (2011). Kemajemukan Budaya Jawa: Suatu Pendahuluan. Antropologi Indonesia 56, 13-20.
• Referensi dari majalah
Nama belakang penulis, Inisial. (Tahun terbit majalah, tanggal dan bulat terbit makalah). Judul artikel. Nama majalah ditulis dengan huruf miring, nomor majalan, halaman.
Contohnya: Utami, A (2005, 23-28 Agustus). Menulis Dengan Hati. Horizontal, No. 31, 45-47.
• Referensi dari surat kabar
Nama belakang penulis, Inisial. Judul artikel. (Tahun, tanggal dan bulan terbit surat kabar). Nama surat kabar ditulis dengan huruf miring, halaman surat kabar.
Contohnya: Wulan, G. Wanita dan Karir. (2003, 25 Agustus). Wanita, 12.
Demikianlah penulisan daftar pustaka berdasarkan acuan format EYD dan berdasarkan APA. Pengetahuan mengenai penulisan lainnya bisa diperoleh di situs Penulispro.com.
Situs ini berisi informasi yang melimpah berupa artikel-artikel seputar dunia penulisan. Di situs ini, Anda bisa mendapatkan acuan penulisan fiksi dan nonfiksi serta acuan penulisan lainnya seperti panduan menulis referensi dan kelengkapan naskah lainnya.

Cara Menulis Karya Tulis Ilmiah Bagi Kalangan Mahasiswa

Panduan mengenai cara menulis karya tulis ilmiah sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sebab karya tulis ilmiah menjadi salah satu syarat kelulusan bagi para mahasiswa tersebut. Nah, karya tulis ilmiah merupakan bentuk penulisan yang memaparkan pemikiran penulisnya dengan dukungan teori dan data yang relevan.
Sebelum memulai penulisan karya ilmiah ini, biasanya para mahasiswa diminta untuk membuat proposal karya tulis ilmiah terlebih dahulu. Setelah proposal disetujui, barulah penulisan karya tulis ilmiah bisa dimulai. Berkaitan dengan penulisan karya tulis ilmiah ini, biasanya masing-masing perguruan tinggi mengeluarkan pedoman penulisan dan format penulisan karya ilmiah.
Pedoman ini bertujuan agar karya tulis ilmiah yang dihasilkan memiliki keseragaman penulisan, memudahkan mahasiswa dalam penyusunannya dan juga memudahkan para dosen pembimbing dalam proses bimbingan penulisannya. Pada umumnya, karya tulis ilmiah menggunakan format penulisan berikut ini:
1. Bagian awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lain bila ada seperti daftar tabel, daftar lampiran dan daftar gambar, serta ringkasan.
2. Bagian isi
  • Bab I Pendahuluan
  • Bab II Tinjauan pustaka
  • Bab III Kerangka konsep, definisi operasional dan hipotesis
  • Bab IV Metode penelitian
  • Bab V Hasil dan Pembahasan
  • Bab VI Kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Pedoman dan tata cara menulis karya tulis ilmiah yang dikeluarkan oleh masinng-masing perguruan tinggi ini biasanya juga dilengkapi dengan ketentuan ukuran kertas, ketentuan margin, jenis dan ukuran font, ketentuan penulisan judul, bab dan sub bab serta persyaratan administrasi mahasiswa sebelum membuat karya tulis ilmiah ini.

Cara Menulis Karya Tulis Ilmiah Bagi Kalangan Mahasiswa

Menulis Karya Ilmiah
Bila format penulisan telah dipahami, selanjutnya persiapan-persiapan dan penulisan karya tulis ilmiah bisa mulai dilakukan. Berikut ini panduan cara menulis karya tulis ilmiah.
• Menemukan ide atau tema karya tulis ilmiah
Ide atau tema karya tulis ilmiah ini merupakan ide atau tema yang diajukan dalam proposal karya tulis ilmiah. Ide atau tema ini bisa berasal dari permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekitar kita.
Tetapi sebaiknya, pilih ide atau tema yang sesuai dengan minat dan tentu saja relevan dengan bidang pendidikan yang ditempuh.
Pemilihan ide atau tema yang sesuai dengan minat akan membantu penulis untuk menulis dengan bersungguh-sungguh dan bersemangat tanpa ada unsur keterpaksaan.
• Mengumpulkan data dan informasi pendukung
Pengumpulan informasi ini dilakukan untuk mendapatkan data pendukung yang akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. Sumber data dan informasi ini bisa diperoleh melalui literatur primer maupun literatur sekunder.
• Melakukan pengamatan awal terhadap masalah atau objek yang hendak diteliti
Langkah ini dilakukan agar penulis bisa menetapkan masalah dan tujuan penelitian dalam sebuah karya tulis ilmiah. Pengamatan awal ini juga digunakan untuk menentukan metode penelitian yang hendak digunakan.
• Menyusun hipotesis
Pada tahapan ini penulis menyusun dugaan-dugaan atau hipotesis setelah mengamati permasalahan atau objek penelitian.
• Menentukan metode penelitian
Tentukan metode penelitian yang hendak dipakai dalam proses penelitian. Metode penelitian yang tepat tentu akan membuahkan hasil penelitian yang akurat.
• Merancang penelitian
Susunlah urut-urutan kegiatan dalam penelitian. Hal ini membantu penulis untuk melakukan penelitian secara terarah, rapi dan cemat.
• Menjalankan penelitian
Pada tahapan ini penulis menjalankan penelitian sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Selama penelitian dilakukan, penulis juga membuat catatan-catatan dan mengumpulkan data berdasarkan penelitian tersebut.
• Melakukan analisa
Selanjutnya penulis melakukan analisa dari data dan informasi yang diperoleh. Lakukan analisa berdasarkan keadaan yang muncul dalam penelitian serta data pendukung yang sebelumnya dikumpulkan.
• Merumuskan kesimpulan
Dari serangkaian penelitian, pengumpulan data dan analisa tersebut, penulis bisa merangkum sebuah kesimpulan.
• Menyusun outline atau kerangka karya tulis
Setelah semua bahan untuk menyusun karya tulis ilmiah berhasil dikumpulkan, selanjutnya penulis bisa menyusun outline atau kerangka karya tulis. Penulis bisa memilah-milah informasi dan data untuk pendahuluan, isi dan kesimpulan karya tulis.
Outline atau kerangka ini akan memberi arah penulisan yang lebih jelas dan membantu penulis untuk menulis dengan teratur, rapi dan fokus.
• Mengembangkan outline atau kerangka karya tulis
Outline atau kerangka karya tulis ilmiah yang sudah matang tersebut, kemudian bisa dikembangkan menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang utuh. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis dituntut untuk menggunakan kalimat-kalimat yang jelas, singkat, padat, runut dan logis.
• Penyuntingan atau editing
Pada tahapan ini penulis wajib membaca lagi karya tulis yang telah dibuatnya dari awal. Penulis harus memeriksa kembali isi karya tulis ilmiah, ejaan yang digunakan, pemakaian tanda baca dan penyusunan kalimat sesuai dengan aturan EYD.
Langkah penyuntingan ini penting dilakukan sebab kesalahan penulisan bisa mempengaruhi penilaian terhadap sebuah karya ilmiah.
Nah, untuk mendapatkan referensi yang lebih banyak lagi seputar tata cara menulis karya tulis ilmiah, ada baiknya penulis karya tulis ilmiah mengunjungi situs Penulispro.com.
Situs ini berisi informasi yang melimpah berkaitan dengan cara menulis karya tulis ilmiah dan bentuk-bentuk penulisan nonfiksi lainnya. Dengan referensi ini, para penulis bisa menambah wawasan sehingga dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas.

Panduan Menulis Karya Tulis Populer

Panduan menulis karya tulis populer ini dibuat khususnya bagi orang-orang yang tak berminat menulis karya tulis ilmiah dan ingin membuat karya tulis yang lebih ringan.
Berbeda dengan karya tulis ilmiah yang mengedepankan bahasa yang formal dan sistematika yang telah ditentukan, karya tulis populer menggunakan gaya penulisan yang santai, bahasa yang lebih mudah dipahami oleh orang awam sekalipun dan disajikan dalam sistematika yang tidak resmi.
Selain itu karya tulis ilmiah begitu erat kaitannya dengan penelitian, sedangkan karya tulis populer lebih dikenal sebagai karangan dengan muatan ilmu pengetahuan yang bersifat umum.
Nah, karya tulis populer dibuat dengan cara menyadur atau menuliskan kembali tulisan orang lain, mengutip dan meramu beberapa informasi yang berasal dari tulisan orang lain.
Dalam karya tulis populer ini sesungguhnya gagasan-gagasan yang terdapat di dalamnya adalah gagasan-gagasan ilmiah namun dikemas dengan lebih sederhana dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Karena itulah, karya tulis populer lebih banyak disukai masyarakat luas. Karya tulis populer ini bisa ditemukan di berbagai majalah, koran atau tabloid.
Menulis Karya Tulis Populer
Berdasarkan sedikit gambaran mengenai karya tulis populer di atas, apakah Anda tertarik untuk membuat karya tulis populer? Bila Anda tertarik untuk membuatnya, ikutilah panduan menulis karya tulis populer berikut ini.
1. Menentukan topik
Pertama-tama tentukan topik yang hendak ditulis. Pilihlah topik yang menarik, bermanfaat untuk masyarakat luas dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pemilihan topik ini, sebaiknya penulis memilih topik yang diminati. Sebab hal ini akan memudahkan penulis dalam memahami topik yang hendak ditulis.
Salah satu topik untuk penulisan karya tulis populer misalnya saja, “Memanfaatkan Pekarangan untuk Apotik Hidup”, “Serangga-Serangga Bermanfaat di Sekitar Kita” dan topik-topik sejenis lainnya.
2. Mengumpulkan referensi
Meskipun berbeda dengan penulisan karya tulis ilmiah, namun penulisan karya tulis populer ini juga membutuhkan referensi. Referensi ini terutama digunakan untuk menambah wawasan penulis agar penulis bisa menceritakan kembali suatu topik dalam tulisannya.
3. Membuat kerangka penulisan
Setelah itu buatlah kerangka penulisan karya tulis populer. Secara umum, struktur karya tulis populer ini terdiri dari bagian pembukaan, bagian isi dan bagian penutup.
Pada tulisan karya tulis populer ini tidak terdapat bab-bab seperti halnya pada penulisan karya tulis ilmiah. Karya tulis populer yang dikemas dengan ringan biasanya memiliki satu hingga tiga sub judul yang membagi keseluruhan tulisan.
Dalam pembuatan sub judul ini, sebaiknya hindari penggunaan angka atau huruf agar tidak berkesan seperti karya tulis ilmiah yang resmi.
4. Mengembangkan kerangka penulisan
Bila kerangka penulisan telah dibuat, selanjutnya kembangkanlah kerangka tersebut. Pada pengembangan kerangka ini, sebaiknya penulis menggunakan tehnik penulisan narasi atau bertutur.
5. Penyuntingan
Setelah karya tulis populer selesai dibuat, bacalah kembali tulisan tersebut dari awal. Periksa kembali urut-urutan informasi yang disajikan, ejaan dan penggunaan tanda baca. Bila perlu, mintalah orang lain untuk membacanya agar diperoleh masukan-masukan untuk tulisan tersebut.
Tips Menulis Karya Tulis Populer
Langkah-langkah penulisan karya tulis populer memang cukup sederhana. Dalam penulisan ini, penulis tak perlu melakukan penelitian atau observasi.
Informasi dan fakta yang dikumpulkan berasal dari referensi-referensi yang relevan. Nah, dalam penulisan karya tulis populer ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis.
• Pada penulisan karya tulis populer ini tidak terdapat bab pendahuluan yang memaparkan masalah-masalah yang hendak diulas seperti pada penulisan karya tulis ilmiah.
Sebagai gantinya, penulis bisa langsung menarik perhatian pembaca dengan menulis lead yang menarik. Lead ini adalah kalimat pembuka yang terdapat di awal tulisan dan mengawali paragraf yang pertama. Lead bisa dikemas dalam bentuk pertanyaan, anekdot, kenyataan yang menyentak perhatian dan hal-hal menarik lainnya.
• Dalam penulisan karya tulis populer hindari menggunakan istilah-istilah ilmiah. Bila ada istilah-istilah ilmiah, jabarkan istilah itu dengan menggunakan penjelasan yang sederhana dan dipahami oleh orang awam. Namun untuk beberapa istilah ilmiah yang sulit untuk dijelaskan sebaiknya tetap gunakan istilah itu.
Sebab ada beberapa istilah yang bila diterjemahkan justru akan membingungkan pembaca. Sebagai gantinya,lengkapi istilah tersebut dengan contoh penggunaan atau contoh peristiwa sehingga pembaca lebih mudah memahaminya.
• Hindari menampilkan fakta pendukung berupa angka-angka, presentase, grafik ataupun tabel. Tetapi karya tulis ilmiah populer ini bisa dilengkapi dengan foto atau gambar yang mendukung.
• Sebaiknya hindari menuliskan definisi atau pengertian tentang sesuatu, lebih baik menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh atau menjabarkan dengan gaya bercerita.
Nah, ringkasan panduan menulis karya tulis populer ini mungkin masih banyak kekurangannya. Untuk itu bacalah majalah, koran atau tabloid dan temukan contoh-contoh karya tulis populer sehingga Anda memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai bentuk penulisan ini.
Selain itu, cobalah untuk menggali artikel-artikel di situs Penulispro.com. Situs ini berisi informasi yang lengkap seputar penulisan termasuk mengenai penulisan karya tulis populer.

Panduan Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Terperinci

Panduan menulis karya tulis ilmiah menjadi pedoman penting dalam penulisan karya tulis ilmiah. Panduan tersebut tak hanya untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan saja, namun juga dibutuhkan oleh masyarakat umum sebab karya tulis ilmiah memiliki bentuk yang beragam. Tak hanya skripsi, tesis dan disertasi saja, opini ilmiah di media massa, modul, artikel untuk majalah ilmiah, dan artikel untuk jurnal pun termasuk dalam kategori karya tulis ilmiah.

Menulis Karya Tulis Ilmiah

Apapun bentuk karya tulis ilmiah yang hendak ditulis, penulisan karya tulis ilmiah harus mengandung hasil penelitian atau gagasan ilmiah, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, ditulis dengan mengikuti sistematika ilmiah dan memuat argumentasi, paparan, alasan serta penggambaran fakta serta data yang ditemukan.
Nah dalam penulisan karya tulis ilmiah, ada empat tahapan penulisannya. Berikut ini uraian empat tahapan dalam panduan menulis karya tulis ilmiah.
1. Persiapan penulisan karya tulis ilmiah
Pada tahap persiapan penulisan ini, seseorang yang ingin menulis karya ilmiah terlebih dahulu harus menemukan topik atau permasalahan yang hendak ditulis. Dalam pemilihan topik atau masalah ini, alangkah baiknya penulis memilih topik atau masalah yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau bidang pekerjaannya sehingga penulis lebih menguasai materi yang hendak ditulis. Pertimbangan lainnya, sebaiknya pilihlah topik atau masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Topik seperti ini cenderung mampu menarik perhatian pembaca.
Setelah topik ditemukan, penulis bisa mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun karya tulis ilmiah. Bahan-bahan ini bisa diperoleh melalui literatur-literatur, melakukan observasi dan juga dengan melakukan penelitian.
Bila bahan-bahan untuk menyusun karya tulis ilmiah sudah diperoleh, selanjutnya buatlah sebuah kerangka tulisan. Kerangka tulisan ini akan membantu penulis untuk menulis dengan terarah dan runut. Kerangka tulisan ini dibuat sesuai dengan struktur karya tulis ilmiah yang hendak dibuat.
2. Membuat draft karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah tak bisa selesai hanya dalam satu langkah saja. Untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas, sebaiknya buatlah dulu draft karya tulis ilmiah. Draft ini dibuat dengan cara menuliskan ide dan gagasan sebanyak-banyaknya berdasarkan bahan-bahan dan kerangka tulisan yang sudah dibuat sebelumnya. Pada tahapan penulisan draft ini, penulis boleh mengabaikan penulisan yang benar, tata bahasa dan penyusunan kalimat. Hal yang terpenting pada tahapan ini adalah penulis bisa menuangkan seluruh ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan.
3. Menyunting draft karya tulis ilmiah
Bila seluruh ide dan gagasan sudah dituliskan, barulah penulis masuk ke tahapan penyuntingan draft karya tulis ilmiah. Pada panduan menulis karya tulis ilmiah ini penulis harus membaca kembali tulisannya dari awal dengan cermat. Lalu lakukan pembenahan dengan memperbaiki penulisan, penggunaan tanda baca, penyusunan kalimat dan kepaduan paragraf. Jika perlu mintalah bantuan kepada orang lain untuk membaca draft karya tulis ilmiah tersebut. Kemudian mintalah saran dan masukan untuk memperbaiki draft itu.
4. Mempublikasikan karya tulis ilmiah
Jika proses penyuntingan telah selesai dilakukan, maka karya tulis ilmiah sudah siap untuk dipublikasikan. Sebuah karya tulis ilmiah bisa dipublikasikan melalui terbitan-terbitan ilmiah seperti jurnal ilmiah, majalah ilmiah dan terbitan sejenis lainnya.

Mengenali Target Pembaca Karya Tulis Ilmiah

Sebagian penulis karya tulis ilmiah mengalami kegagalan saat hendak mempublikasikan karya tulis ilmiah yang telah dibuat. Penolakan seperti ini ada kalanya menyebabkan semangat menulis menjadi kendor. Nah, sebenarnya untuk menghindari penolakan dan demi memperbesar peluang untuk dipublikasikan, sebaiknya penulis mengenali terlebih dahulu target pembacanya.
Masing-masing terbitan ilmiah tentu memiliki pembaca dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dengan mengenali pembaca pada suatu terbitan ilmiah dan mengirimkannya pada terbitan ilmiah yang tepat, maka semakin besar pula peluang sebuah karya tulis ilmiah untuk dipublikasikan.
Secara umum, panduan menulis karya tulis ilmiah ini ditujukan agar para pembaca karya tulis dapat memhami apa yang disampaikan di dalam karya tulis tersebut. Pembaca karya tulis ilmiah terbagi ke dalam tiga kelompok yakni masyarakat ilmiah, masyarakat akademis dan masyarakat umum. Berikut ini karakteristik masing-masing kelompok tersebut.
• Masyarakat ilmiah terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu. Masyarakat ilmiah ini senang membaca karya tulis ilmiah yang bisa menambah pengetahuan sesuai dengan keahlian yang telah mereka miliki. Karena itu para pembaca yang berasal dari masyarakat ilmiah lebih menyukai karya tulis ilmiah yang berisi temuan-temuan atau hal-hal yang benar-benar baru.
• Masyarakat akademis terdiri dari orang-orang yang menduduki posisi sebagai dosen pembimbing atau kepala program pendidikan tertentu. Orang-orang dari kelompok masyarakat akademis ini membaca karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis dan disertasi untuk menguji karya tulis ilmiah tersebut. Karena itu untuk target pembaca seperti ini, penulis harus melakukan penelitian dengan benar dan memaparkan idenya dengan benar.
• Masyarakat umum terdiri dari orang-orang yang memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan mereka. Para pembaca ini memiliki latar belakang pendidikan, usia, minat dan keahlian yang beragam. Kelompok pembaca masyarakat umum ini menyukai karya tulis ilmiah yang mudah dipahami, praktis dan dekat dengan keseharian mereka.
Demikianlah uraian mengenai panduan menulis karya tulis ilmiah dan sedikit ulasan mengenai kelompok pembaca karya tulis ilmiah. Untuk melengkapi informasi yang telah Anda peroleh dari artikel ini, cobalah untuk berkunjung ke situs Penulispro.com. Situs ini berisi artikel-artikel seputar penulisan termasuk artikel-artikel yang mengulas tentang penulisan karya tulis ilmiah.

Panduan Menulis Karya Ilmiah Sesuai Kaidah yang Berlaku

Panduan menulis karya ilmiah sangat dibutuhkan dalam penulisan karya ilmiah. Tanpa menggunakan panduan yang jelas, penulisan karya ilmiah menjadi sulit dilakukan. Terlebih bagi pelajar atau mahasiswa yang belum pernah menulis karya ilmiah. Mengapa demikian? Sebab karya ilmiah harus disusun sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu yang berbeda dengan bentuk penulisan lainnya.
Sebuah karya ilmiah berisi suatu hasil kerja yang bersifat ilmiah.Hasil kerja tersebut harus sudah teruji secara ilmiah dengan menggunakan metode penelitian tertentu.Sebuah karya ilmiah harus ditulis berdasarkan bukti faktual dan berdasarkan pada logika. Sedangkan berkaitan dengan teknis penulisannya, sebuah karya ilmiah ditulis secara sistematis dengan mengikuti struktur penulisan tertentu dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Nah, melalui karya ilmiah inilah suatu hasil kerja dipublikasikan secara luas sehingga bermanfaat bagi banyak pihak. Melalui publikasi ini pula, muncullah penelitian-penelitian lanjutan yang semakin menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.

Panduan Menulis Karya Ilmiah Sesuai Kaidah yang Berlaku

Menulis Karya Ilmiah

Bentuk karya ilmiah ini ada bermacam-macam, mulai dari artikel untuk jurnal, makalah seminar, laporan penelitian, skripsi, tesis hingga disertasi. Nah berkaitan dengan penyusunan karya-karya ilmiah tersebut, meskipun bentuknya bermacam-macam namun pada dasarnya tahapan penyusunan karya-karya ilmiah itu memiliki kesamaan. Untuk itu, berikut disajikan ringkasan secara umum panduan menulis karya ilmiah dari awal. Panduan ini bisa digunakan para pelajar, mahasiswa, peneliti, tenaga pendidik dan masyarakat luas yang ingin mempublikasikan hasil penelitian.
1. Menemukan masalah atau topik penelitian
Untuk menyusun sebuah karya ilmiah, Hal pertama dalam panduan menulis karya ilmiah adalah menentukan terlebih dahulu masalah yang hendak diangkat dalam karya ilmiah atau masalah yang hendak teliti. Masalah-masalah yang bisa diangkat dalam penelitian sesungguhnya cukup mudah ditemukan di sekeliling kita. Karena itu, amatilah lingkungan sekitar dan dari situ cermati masalah yang bisa diangkat dalam penelitian. Tentu saja, dalam hal ini pilihlah masalah yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau bidang yang ditekuni penulis agar penulis menguasai masalah tersebut. Selain itu, sebaiknya pilihlah masalah yang kelak hasil penelitiannya memiliki manfaat yang luas untuk masyarakat.
2. Latar belakang masalah
Bila suatu masalah sudah ditemukan, gali secara mendalam mengenai latar belakang masalah tersebut. Temukan alasan-alasan kuat yang mendorong penelitian dilakukan dan hal-hal yang membuat penulis berminat untuk meneliti masalah tersebut. Carilah pula hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah terpilih.
3. Masalah dan batasan permasalahan
Pada bagian ini, penulis harus merumuskan masalah-masalah yang hendak diteliti secara jelas dan menguraikan batasan masalah tersebut. Hal ini penting untuk dilakukan agar penjabaran tidak meluas yang akan membuat uraian mengenai masalah utama justru menjadi kabur. Rumusan masalah dan pembatasan ini juga membuat pembaca mengetahui, uraian yang terdapat di dalam suatu karya ilmiah.
4. Tujuan penelitian
Setelah itu jelaskan tujuan dilakukannya penelitian mengenai suatu masalah, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis, serta manfaat bagi masyarakat luas dan manfaatnya untuk bidang ilmu tertentu.
5. Metode pengumpulan data
Pada tahap ini, penulis perlu menentukan metode pengumpulan data yang hendak digunakan untuk penelitian dan menjawab permasalahan yang ada. Metode pengumpulan data yang tepat mampu memenuhi kebutuhan penulis terhadap informasi dan data yang hendak dianalisa.
6. Metode penelitian dan tehnik analisa
Metode penelitian memegang peranan penting dalam mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Namun penulis harus bisa menentukan metode penelitian untuk masalah yang dipilihnya. Kesalahan dalam pemilihan metode penelitian ini tentunya akan berpengaruh terhadap hasil penelitian.Oleh karena itu, dalam panduan menulis karya ilmiah ini ditekankan para penulis agar dapat memilih metode penelitian yang sesuai.
7. Landasan teori
Selain melakukan pengumpulan data, penelitian dan analisa, penulis juga perlu membaca referensi-referensi untuk menemukan landasan teori yang mendukung penelitiannya. Referensi ini akan semakin memperkuat hasil kerja yang disajikan penulis dalam sebuah karya ilmiah.
8. Hasil penelitian dan pembahasannya
Bagian ini menjadi salah satu bagian yang sangat penting. Tak hanya memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian, penulis juga harus mampu menuangkan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tulisan yang bisa dipahami oleh orang lain. Pada bagian inilah, penulis harus mendeskripsikan dan menguraikan hasil analisa data penelitian. Selain itu, penulis juga harus mampu menjelaskan interpretasi hasil analisa data tersebut.
9. Penutup
Pada bagian ini, penulis harus menyimpulkan seluruh hasil penelitian secara ringkas, sederhana dan jelas sehingga bisa dipahami. Kemudian penulis juga wajib memberikan saran terkait dengan kendala atau kelemahan yang terdapat dalam penelitian tersebut.
Nah, demikianlah panduan menulis karya ilmiah secara ringkas. Selain memahami panduan ini, penulis juga harus memahami struktur dan teknis penulisan untuk masing-masing karya ilmiah. Struktur dan teknis penulisan ini bisa diperoleh pada lembaga atau institusi terkait yang akan menerbitkan karya ilmiah. Selanjutnya untuk menambah wawasan terkait penulisan karya ilmiah ini, penulis bisa berkunjung ke situs Penulispro.com. Situs ini berisi artikel-artikel seputar panduan penulisan termasuk penulisan karya ilmiah.

Panduan Menulis dan Mempresentasikan Karya Ilmiah dengan Baik

Panduan menulis dan mempresentasikan karya ilmiah merupakan sebuah panduan yang penting diketahui oleh kaum akademis, baik siswa maupun mahasiswa. Namun kadangkala, panduan semacam ini diperlukan oleh para profesional dalam rangka kebutuhan presentasi atau laporan dari suatu kegiatan. Sayangnya panduan semacam ini jarang ditelisik oleh mereka, padahal dengan panduan ini, semua orang bisa dengan mudah menulis dan mempresentasikan karyanya.
Mengapa panduan in sangat penting? Hal ini terkait dengan tata cara menulis yang baik dan cara yang menyampaikan yang baik. Jika tidak sesuai, tentu tulisan akan menimbulkan kontroversi sedangkan ketika presentasi, yang terjadi maksud yang ingin disampaikan malah tidak sampai. Untuk menghindari hal tersebut, maka alangkah baiknya untuk membaca panduan menulis dan mempresentasikan karya ilmiah secara singkat dalam hal menulis dan mempresentasikan berikutn ini.

Panduan Menulis dan Mempresentasikan Karya Ilmiah

Panduan Menyusun Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah merupakan salah satu literatur yang dibuat dan disusun oleh seorang untuk mengkaji atau meneliti sesuatu. Dalam menulis karya ilmiah, yang paling penting adalah pada masalah struktur penulisan dan pemanfaatan teori yang berhubungan. Untuk masalah ini sebaiknya perlu diperhatikan. Biasanya pembimbing akan memberitahu standar karya tulis ilmiah.
Hal ini tentunya perlu dipahami agar tidak tejadi kesalahan. Sayangnya setiap instansi memiliki standar penulisan karya tulis ilmiah yang berbeda. Namun secara umum, pada intinya standarisasi panduan karya tulis ilmiah tersebut biasanya serupa. Lalu bagaimana cara menulis karya ilmiah ini dengan baik? Berikut penjelasannya.
1. Dalam menulis karya ilmiah, hal pertama yang mesti dilakukan adalah tahap persiapan. Pada tahap ini, ditentukan tentang topik dan rumusan masalah. Jika sulit menemukan topik, kumpulah topik terlebih dahulu kemudian pilihalah mana yang benar-benar dikuasai. Setelah menentukan topik, baru rumuskan topik untuk mencari masalah dari topik tersebut. Buatlah sebuah pertanyaan dari topik tersebut sehingga nantinya memunculkan identifikasi masalah.
2. Pada tahap kedua, yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan data baik informasi maupun pustaka penunjang karya ilmiah. Pengumpulan data dan informasi bisa didapatkan dari perpustakaan, buku, internet, karya tulis lain, serta bisa didapatkan untuk mewawancara. Khusus untuk data dari internet, diusahkan tidak usah terlalu banyak mengingat internet belum dianggap sebagai data kredibel.
3. Tahap ketiga dalam panduan menulis karya ilmiah adalah tahap penulisan ilmiah. Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah membuat draft terlebih dahulu. Buatlah draft penulisan dari mulai pendahuluan, landasan teori, pemabahasan, serta simpulan. Setelah draft selesai, maka susunlah dari mulai pendahuluan. Pada tahap ini pun harus sudah dipastikan tentang rumusan judul, dan bagaimana cara pendekatan teori terhadap data. Satu hal yang pasti, pada tahap ini selalu komunikasi dengan pembimbing agar tidak salah arah.
4. Tahap terkahir adalah tahap evaluasi. Pada tahap ini hal yang pertama dilakukan adalah dengan menyunting kembali naskah karya ilmiah. Perbaiki hal-hal terkait ejaan, cara penulisan, dan hal-hal lainnya. Setelah itu barulah minta saran dari pembimbing untuk proses finishing.

Panduan Mempresentasikan Karya Ilmiah

Pembahasan panduan menulis dan mempresentasikan karya ilmiah ini sebaiknya disimak dan diperhatikan dengan baik. Apalagi ketika sudah menghadapi presentasi. Pada saat presentasi ini, seringkali ditemui kesalahan penyamapaian. Kesalahan tersebut bisa berupa ketidakmengertian penyusun dengan apa yang ditulis atau juga kadang kesalahan penyampaian datang karena berbagai faktor, termasuk gugup. Jika hal ini terjadi, tentu akan membuat nilai menjadi turun. Untuk itu dalam mempresentasikan karya ilmiah perlu disimak hal-hal berikut.
1. Sebelum menyampaikan presentasi, sebaiknya disusun terlebih dahulu intisari dari penelitian yang telah dibuat. Intisari dapat berupa identifikasi masalah, metode penelitian, penguasaan teori utama, alasan penelitan terhadap suatu objek, dan terakhir simpulan dari penelitian. Tulisalah pokok-pokok dari hal tersebut kemudian pelajari. Hal-hal tersebut seringkali banyak ditanyakan ketika presentasi tiba.
2. Berlatihlah bicara dan mempresentasikan karya tulis ilmiah. Latihan bisa sendiri di depan cermin ataupun bisa meminta tolong bantuan teman. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika presentasi misalnya bahasa dan cara penyampaian. Mintalah saran kepada teman apakah penyampaian sudah baik atau tidak.
3. Yang perlu diperhatikan juga adalah gaya bicara dan bahasa tubuh. Cobalah kenali dulu gaya bahasa saat berlatih. Jangan gunakan bahasa yang tidak penting dan terkesan tidak formal kecuali jika audiens yang dihadapi adalah remaja atua anak-anak, tentu gaya bahasa yang digunakan akan beda. Perhatikan pula gaya tubuh, apa merasa tenang atau terlihat tegang? Orang yang tegang biasanya tangannya akan terlihat tidak bisa diam. Latihalah diri untuk tetap tenang
4. Saat presentasi tiba, fokuslah dengan apa yang akan dibicarakan. Jika sudah menguasai materi, saat sesi tanya jawab, pasti bisa dijawab dan dihadapi dengan sangat baik. Bila ada pertanyaan yang keluar dari topik, sebaiknya abaikan dan kem bali ke fokus pembahasan.
Informasi pembahasan panduan menulis dan mempresentasikan karya ilmiah berikut mudah-mudahan bisa membantu pembaca. Semoga informasi ini pun memberi manfaat yang berharga. Namun bila informasi ini masih dirasa kurang, maka sebaiknya kunjungi situs penulispro.com dan dapatkan lebih banyak manfaat informasi tentang tips menulis lainnya.

Cara Menulis Judul yang Benar dan Mudah

Setiap bentuk tulisan tentu memiliki judul, lantas bagaimana cara menulis judul yang benar? Dalam bahasa Indonesia, penulisan judul yang benar sudah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan istilah EYD.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mengalami revisi yang terakhir pada tahun 2009. Berdasarkan EYD ini, penulisan judul yang benar haruslah mengikuti ketentuan-ketentuan di bawah ini.
1. Huruf kapital dipakai pada semua huruf pertama kata-kata yang menyusun sebuah judul. Tetapi huruf kapital tidak dipakai pada kata sambung seperti ke, dan, dari, yang, untuk yang berada di tengah judul. Namun bila berada di awal judul, kata sambung tersebut juga diawali dengan menggunakan huruf kapital.
2. Huruf kapital juga dipakai pada setiap kata pengulangan sempurna yang digunakan dalam judul.
3. Judul pada sebuah tulisan tidak perlu diakhiri dengan tanda titik.
4. Gunakan tanda titik dua untuk memisahkan judul dan anak judul.
5. Berkaitan dengan judul yang terdapat di dalam tulisan, ada dua aturan yang berlaku yakni:
  • Judul yang berada di dalam kalimat harus diawali dan diakhiri dengan tanda petik.
  • Judul yang dikutip dalam tulisan, ditulis dengan menggunakan huruf miring. Kecuali untuk judul tesis, judul skripsi dan judul disertasi yang belum dipublikasikan, maka penulisannya dengan memakan tanda petik di bagian awal dan di bagian akhir.
Aturan dan tata cara menulis judul yang benar tersebut merupakan cara paling umum dalam penulisan judul. Oleh karena itu, penulis haruslah mengetahui cara-cara dan aturan penulisan judul tersebut.

Cara Menulis Judul yang Benar dan Mudah

Tips Menciptakan Judul

Bila cara menulis judul yang benar sudah dipahami, selanjutnya bagaimana cara menciptakan judul untuk tulisan? Sebagian orang menganggap membuat judul merupakan sesuatu yang mudah dilakukan.
Tetapi sebagian orang merasa kesulitan dalam membuat judul ini. Yah, memang menciptakan judul itu gampang-gampang susah.
Terkadang membuat judul menjadi pekerjaan yang mudah bila ide sudah muncul di kepala. Namun membuat judul menjadi teramat susah bila tak kunjung menemukan kata-kata yang tepat untuk dirangkai menjadi judul.
Lebih-lebih lagi, seorang penulis memiliki beban tersendiri ketika membuat judul. Sebab judul memegang peranan yang sangat penting untuk sebuah tulisan. Judul membuat orang memutuskan untuk membaca sebuah tulisan atau tidak.
Nah, bila Anda termasuk penulis yang sulit menciptakan judul yang menarik, cobalah gunakan beberapa tips di bawah ini.
• Gunakan kata-kata yang menggugah rasa ingin tahu pembaca, misalnya saja kata bagaimana, cara, rahasia, daftar, tips, trik, kunci utama dan kata-kata sejenis lainnya.
• Buatlah judul yang singkat, jelas dan menggambarkan isi tulisan.
• Untuk menemukan judul yang benar-benar bagus, jangan lelah membuat beberapa judul alternatif. Jumlah judul alternatif ini kurang lebih 5 judul hingga 10 judul. Kemudian mintalah pendapat kepada orang lain atau lakukan survei kecil-kecil dengan orang-orang di sekeliling Anda untuk menentukan judul yang paling menarik.
• Buatlah judul yang unik, berbeda dari buku-buku atau tulisan-tulisan lainnya. Misalnya saja judul yang menggunakan kalimat-kalimat populer yang sering digunakan anak muda, penggunaan kata-kata yang mengundang kontroversi, penggunaan kata-kata yang menimbulkan kesan bombastis dan lain sebagainya.
Beberapa contoh judul yang unik dan sekaliguan mengusik rasa ingin tahu antara lain “Pak Harto: The Untold Stories”, “Edutivity: Akankah Kentut Menghancurkan Bumi?”, “Buku Pintar Investasi Properti”, “Hidup Sesudah Mati”, “Hidup Gue Ngaco”, “Kotbah Timeline” dan judul-judul sejenis lainnya.
Selain memperhatikan tata cara menulis judul yang benar di atas, jauhi pula beberapa hal yang berkaitan dengan pembuatan judul. Beberapa hal yang harus dihindari antara lain:
  • Hindari membuat judul yang terlampau panjang. Judul yang terlalu panjang cenderung sulit diingat dan dipahami dengan lebih lambat.
  • Jangan membuat judul yang tidak sesuai dengan isi tulisan sebab hal ini sama saja dengan membohongi pembaca. Pembaca yang pada awalnya tertarik untuk membaca sebuah tulisan karena judulnya, lantas menjadi kecewa karena tidak menemukan isi sesuai dengan harapannya. Akibatnya, pembaca akan menandai nama penulis atau penerbitnya dan tak lagi mau membaca atau membeli karya-karya penulis atau penerbit yang sama.
  • Hindari membuat judul yang sama persis dengan judul lainnya yang pernah ada. Meskipun tidak melanggar hukum, tetapi hal ini bukanlah tindakan yang etis untuk dilakukan.
  • Hindari menggunakan singkatan dalam judul kecuali singkatan yang sudah sangat populer di masyarakat. Penggunaan singkatan yang tidak dikenal hanya akan membingungkan pembaca dan membuat judul menjadi lebih panjang karena harus dilengkapi dengan kepanjangan dari singkatan tersebut.
  • Hindari memakan kata-kata yang mengandung SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan) sebab hal ini hanya akan memicu konflik.
Itulah uraian singkat mengenali cara menulis judul yang benar dan tips untuk menciptakan judul. Untuk referensi lainnya yang berkaitan dengan judul, berkunjunglah ke situs Penulispro.com. Di situs ini ada begitu banyak artikel yang berkaitan dengan penulisan judul dan beragam bentuk penulisan lainnya

Cara Menulis Literatur dengan Mudah

Tahukah Anda bagaimana cara menulis literatur yang baik? Literatur adalah dokumen-dokumen yang dipakai dalam berbagai aktivitas intelektual dan juga aktivitas hiburan. Literatur ini bisa berbentuk buku atau bentuk-bentuk media penyimpanan informasi lainnya seperti kaset, piringan hitam, video, CD dan media sejenis lainnya.
Dalam aktivitas intelektual, literatur dipakai sebagai sumber informasi untuk mendukung penulisan karya-karya ilmiah dan berbagai bentuk tulisan. Sedangkan pada aktivitas hiburan, literatur dimanfaatkan untuk rekreasi sekaligus menambah wawasan.
Nah, cara menulis literatur tak berbeda dengan bentuk-bentuk tulisan lainnya. Seorang penulis literatur harus mengumpulkan informasi yang diperlukan, melakukan sejumlah penelitian bila diperlukan lantas mengolahnya menjadi sebuah literatur.

Jenis-jenis Literatur

Sebelum menguraikan mengenai penulisan literatur, ada baiknya dipahami terlebih dahulu jenis-jenis literatur yang ada. Dengan mengetahui jenis-jenis literatur, selanjutnya bisa ditentukan jenis literatur yang hendak ditulis. Berikut ini jenis-jenis literatur dan penjelasannya.
  • Literatur primer
Jenis literatur ini merupakan literatur yang didapatkan pertama kali dari sumbernya secara utuh dan asli. Literatur primer ini berupa tulisan asli yang berisi uraian mengenai sebuah teori baru, gagasan baru atau penemuan baru dari berbagai bidang. Contoh literatur primer antara lain, artikel di majalah atau surat kabar, hasil penelitian, tesis, disertasi, laporan dan tulisan sejenis lainnya.
  • Literatur sekunder
Literatur ini berupa tulisan atau informasi yang dipakai untuk menghasilkan jenis literatur primer. Kelompok literatur sekunder ini antara lain berbagai kamus, majalah indeks, ensiklopedia, bibliografi dan bentuk-bentuk informasi sejenis lainnya.
  • Literatur tersier
Jenis literatur ini berisi informasi yang bersumber dari literatur primer dan literatur sekunder namun telah mengalami modifikasi atau perubahan. Biasanya literatur yang termasuk dalam kelompok literatur tersier ini sudah mengalami tiga kali modifikasi dari sumber literatur primer dan literatur sekunder.
Jenis-jenis literatur ini bisa ditemukan di perpustakaan-perpustakaan terutama perpustakaan-perpustakaan besar. Karena jumlah literatur yang sangat banyak dan beragam, biasanya pihak perpustakaan menyediakan layanan pencarian literatur untuk memudahkan orang-orang yang membutuhkan literatur.

Cara Menulis Literatur dengan Mudah

Nah bila sudah mengenal jenis-jenis literatur, selanjutnya penulis bisa memutuskan jenis literatur yang hendak ditulis. Selanjutnya ikutilah langkah-langkah cara menulis literatur berikut ini.
1. Pertama-tama tentukan tema yang hendak ditulis baik itu untuk menulis literatur primer, literatur sekunder ataupun literatur tersier.
2. Selanjutnya kumpulkan informasi yang diperlukan berkaitan dengan tema yang sudah dipilih tersebut. Untuk membuat literatur primer, seorang penulis harus melakukan penelitian terlebih dahulu.
Sementara itu untuk membuat literatur sekunder, penulis wajib mengumpulkan referensi yang dibutuhkan termasuk pengumpulan informasi dengan menggunakan metode wawancara hingga studi pustaka. Sedangkan untuk membuat literatur tersier, penulis harus mengumpulkan referensi pendukung dari literatur primer maupun literatur sekunder.
3. Kemudian buatlah kerangka literatur. Kerangka atau outline literatur ini berisi rincian gagasan yang hendak diuraikan menjadi sebuah literatur. Kerangka atau outline ini penting dibuat sebagai pedoman untuk menulis literatur yang terarah sesuai dengan harapan.
4. Bila kerangka telah disusun dengan mata, lantas kembangkanlah kerangka tersebut. Dalam pengembangan kerangka inilah, penulis memasukkan hasil penelitian, hasil wawancara dan hasil studi pustaka yang telah dilakukan sehingga menjadi sebuah tulisan yang bisa dipahami pembaca. Dalam penulisan literatur ini, perlu diperhatikan penggunaan kosakata, ejaan yang tepat dan tanda baca. Sebagai referensi seputar EYD, penulis bisa memanfaatkan informasi yang terdapat di situs Penulispro.com.
5. Jika gagasan-gagasan pada kerangka telah diuraikan, selanjutnya penulisan literatur ini masuk ke tahap penyuntingan. Referensi seputar penyuntingan naskah juga bisa diperoleh di situs Penulispro.com.

Menulis Literatur Review

Masih berkaitan dengan literatur, selain menulis literatur ada pula istilah menulis literatur review. Literatur review atau kajian literatur adalah suatu analisa yang dibuat untuk mengkritisi penelitian dengan topik tertentu. Literatur review ini berisi uraian dan juga pemikiran penulis mengenai beberapa sumber literatur yang berkaitan dengan topik tertentu.
Nah, dalam penulisan literatur review ini, penulis menggunakan beberapa tehnik yakni membandingkan, mencari kesamaan, mencari perbedaan, meringkas dan memasukkan pendapatnya sendiri. Bila disimpulkan cara menulis literatur review terdiri dari beberapa langkah yakni:
1. Menentukan topik atau permasalahan yang hendak ditulis.
2. Menemukan literatur-literatur yang sesuai dengan topik atau permasalahan yang diangkat. Literatur yang dipilih sebagai sumber bisa berupa jurnal nasional dan jurnal internasional, thesis, disertasi, majalah, kliping, website yang berisi informasi pendukung dan literatur sejenis ini lainnya.
3. Melakukan evaluasi terhadap semua data yang diperoleh.
4. Mendiskusikan atau menganalisa semua data dan topik yang dipilih.
5. Menuliskannya menjadi sebuah literatur baru.
Nantinya sebuah literatur review yang dihasilkan bisa jadi akan menyempurnakan kekurangan pada literatur-literatur yang telah ada, menambah kekayaan literatur berkaitan dengan topik tertentu, mengkritisi dan mempertanyakan hasil yang disajikan pada literatur yang dikaji atau ditinjau dan sekaligus menguji literatur yang digunakan.
Literatur review ini biasanya ditulis oleh para mahasiswa untuk melengkapi penyusunan skripsi, thesis atau pun laporan hasil kerja. Literatur review akan memberikan landasan kuat berkaitan dengan topik atau permasalahan yang dipilih.
Pembahasan mengenai cara menulis literatur ini menjadi satu hal yang penting dilakukan untuk keperluan dokumentasi diberbagai macam bentuk. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika Anda belajar menulis literatur ini.

Cara Menulis Footnote dari Skripsi dengan Benar

Artikel ini membahas tentang cara menulis footnote dari skripsi dengan benar. Sumber untuk sebuah kutipan bisa berasal dari skripsi.
Skripsi-skripsi yang sudah disusun oleh mereka yang menempuh ujian sidang sarjana tentunya memiliki isi yangs beelumnya sudah dilakukan penelitian terlebih dahulu.
Baik itu penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan juga penelitian pustaka. Untuk penulisan footnote dari keterangan sumber skripsi, tidak jauh berbeda dari cara penulisan footnote dari keterangan sumber seprti jurnal atau buku. Akan tetapi, tentunya ada sedikit perbedaan.
Menulis Footnote dari Skripsi
Seorang penulis sebuah karya tulis mungkin saja mengambil kutipan dan sumber penulisan salah satunya dari skripsi merek yang sudah lulu menjadi sarjana.
Tentunya banyak skripsi-skripsi yang berkualitas yang bisa dijadikan bahan sumber yang baik. Akan tetapi, untuk bisa mendapatkan sumber skripsi tidak begitu mudah.
Selain terkendala tidak bisa meminjam keluar skripsi dari perpustakaan, jarang juga ada postingan yang berisi skripsi di internet. Berikut salah satu cara untuk bisa mendapatkan sumber internet.
1. Mengunjungi perpustakaan tempat skripsi tersebut berada. Walau tidak bisa meminjam kelaur skripsi, akan tetapi penulis juga memiliki waktu untuk mencatat isi skripsi yang akan dijaidkan kutipan serta semua unsur penulisan skripsi seperti nama penyusun skripsi, judul skripsi, nama program, tahun lulus, dan juga halaman dari kutipan yang diambil.
2. Meminjam skripsi teman atau orang yang dikenal dengan menjelaskan tujuan peminjaman skripsi tersebut. Jika sudah cukup kenal dengan orang yang dimaksud, maka akan lebih mudah untuk bisa meminjam skripsi mereka. Pastikan untuk menuliskan sumebr skripsi dalam tulisan yang dibuat.
3. Mencari di internet sampai dapat file skripsi yang diinginkan. Walau berasal dari pencarian di internet, penulisan sumber skripsi tetap harus dicantumkan sehingga menjadi bentuk pernghargaan untuk penyusun skrispsi tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana cara menulis footnote dari skripsi, berikut pembahasannya.
1. Tulis nama penyusun skripsi dari skripsi yang dimabil sebagian kalimatnya untuk dijadikan kutipan. Penulisan nama penyusun skripsi tetap sama dengan susunan nama aslinya, tanpa dibalik seperti pada penulisan nama penulis dalam daftar pustaka. Nama gelar dari penyusun tidak dicantumkan.
2. Tulis judul dari skripsi tersebut. Untuk penulisan judul skripsi diberi tanda petik dua dan tidak dimiringkan.
3. Tulis nama fakultas atau nama program yang diambil oleh penyusun skripsi tersebut.
4. Tulis tahun penyusunan skripsi tersebut.
5. Tulis halaman tempat kalimat yang dijadikan kutipan dalam tulisan. Penulisan halaman bisa disingkat menjadi hlm.
Cara penulisan footnote dari skripsi ini harus diperhatikan dengan baik. Tentunya dengan adanya footnote yang memberikan keterangan sumber skripsi bisa menjadi sebuah penghargaan bagi penyusun skripsi tersebut.
Buah pemikiran penyusun skripsi bisa digunakan oelh penulis lain tetapi tetap dihargai karena identitas dari si penyusun skripsi tetap dicantumkan.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penulisan Footnote
Dalam penulisan footnote ada hal-hal yang harus diperhatikan dengan baik. Penulisan footnote memang tidak bisa sembarangan dan harus sesuai dengan aturan yang sudah ada.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis dalam menulis footnote khususnya yang berisi keterangan sumber dari kutipan yang diambil.
1. Untuk nomor yang digunakan dalam footnote, harus sama dengan nomor di dalam kutipan. Selain itu, penulisan nomor berada di sebelah kiri atas kata pertama dari footnote dan juga sebelah kiri atas dari kutipan yang berada dalam isi tulisan.
2. Jarak penulisan footnote yang lebih dari satu baris adalah spasi tunggal atau 1 spasi. Penulisan baris pertama lebih menjorok dari tepi teks sebelah kiri.
Biasanya sampai dengan enam ketukan. Untuk baris kedua dan selanjutnya masih dalam footnote yang sama, penulisan sejajar dengan tepi teks di sebelah kiri.
3. Untuk penulisan nama penulis, pengarang, atau penyusun ditulis sesuai nama aslinya dan tidak ada pembalikkan nama. Untuk jumlah penulis sampai tiga orang, maka semua nama penulis tetap dituliskan.
Sedangkan bila penulis lebih dari tiga orang, maka hanya nama penulis pertama yang dicantumkan sedangkan yang lainnya ditulis dengan “dkk” atau “et al.”. Untuk nama gelar dan jabatan tidak ditulis di dalam keterangan sumebr footnote.
4. Untuk penulisan judul. Judul yang berasal dari sumber buku ditulis dengan huruf miring, sedangkan yang berasal dari jurnal, skripsi, koran, majalah, dan juga artikel ditulis dengan menggunakan tanda petik dua.
Catatan tentang penulisan footnote yang berisi keterangan sumber ini perlu diperhatikan dengan baik. Tentunya setiap penulis ingin agar karya tulisnya bersih dari plagiasi, maka setiap kutipan harus disertakan sumbernya salah satunya dengan menaruh keterangan sumber di dalam footnote.
Semoga pembahasan mengenai cara menulis footnote dari skripsi dengan benar dalam artikel ini bisa memberikan informasi bermanfaat untuk pembaca.
Bagi yang ingi lebih mengetahui bagaimana dunia tulis menulis itu, bisa segera mengunjungi link penulispro.com. Dapatkan banyak pengetahuan bermanfaat seerta berbagai tips dan trik seputar dunia menulis. Mari berkarya dengan menulis!

Cara Menulis Footnote dari Berbagai Sumber

Cara menulis footnote dari berbagai sumber bisa dipelajari dengan cukup mudah. Sebelumnya, apa itu footnote? Footnote dalam bahasa Indonesia adalah catatan kaki yang bisa ditemukan di beberapa karya ilmiah juga buku-buku nonfiksi yang bersifat ilmiah.
Footnote merupakan sebuah pemberitahuan mengenai sumber yang digunakan, keterangan dari kutipan, penyataan, dan juga ikhtisar. Footnote biasanya ditempatkan di bagian bawah halaman dan dipisahkan dengan isi tulisan dengan menggunakan garis panjang.
Menulis Footnote dari Berbagai Sumber
Penulisan footnote akan berbeda-beda tergantung dari jenis sumber yang digunakan di dalam footnote itu sendiri. Sumber dari footnote bisa bermacam-macam mulai dari buku, sumber internet, berita di koran, jurnal, dan juga artikel.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenasi cara menulis footnote dari berbagai sumber tersebut, silakan membaca pembahasan di bawah ini.
1. Footnote dengan sumber internet.
Untuk penulisan footnote yang bersumber dari internet, berikut susunan urutanya.
a. Nama penulis. Disimpan paling pertama dengan urutan nama tetap seperti nama aslinya.
b. Judul dari sumber internet tersebut. Untuk judul dari internet, penulisan judul ada dalam tanda petik dua.
c. Nama website tempat tulisan tersebut diambil atau dikutip.
d. Alamat website atau alamat URL dari tulisan tersebut, awalnya dituliskan dulu kata “diakses dari…”. Penulisan alamat URL dimiringkan.
e. Waktu pengaksesan dilakukan mulai dari tanggal, bulan, tahun, dan juga jam.
Contoh:
2Setiana Irma, “Cara Berbisnis Online”, Bisnis Mudah, diakses dari http://…, pada tanggal 3 November 2013 pukul 09.45.
2. Footnote dengan sumber buku.
Untuk penulisan footnote yang bersumber dari buku, berikut susunan urutannya.
a. Nama penulis atau pengarang buku.
b. Judul dari buku sumber yang dikutip. Penulisan judul buku dimiringkan.
c. Jilid buku (jika ada). Ada beberapa buku yang memang memiliki lebih dari satu jilid. Jika buku yang menjadi sumber adalah buku jilid ke sekian, maka dituliskan juga jilid buku tersebut di dalam footnote.
d. Cetakan. Ada beberapa buku yang memang sudah dicetak berulang-ulang. Jika buku tersebut adalah cetakan ke-5, maka tulis urutan cetakan tersebut di dalam footnote.
e. Nama dari penerbit. Nama penerbit wajib untuk dicantumkan sehingga akan jelas bahwa buku tersebut memang resmi diterbitkan.
f. Kota tempat buku terbit. Merupakan kota tempat penerbit berdiri.
g. Tahun diterbitkannya buku sumber.
h. Halaman dari kutipan dari buku tersebut diambil. Bisa ditulis dengan hlm. saja.
Contoh:
8Deni Satria, Perakitan Komputer, Mandiri Aksara, Jakarta, 2005, hlm. 25.
3. Footnote dari sumber berita koran, jurnal, artikel, dan majalah.
Untuk penulisan footnote yang bersumber dari berita koran, jurnal, artikel, dan majalah susunan urutannya sebagai berikut.
a. Nama penulis , bila nama penulis dicantumkan di dalam berita atau artikel tersebut.
b.Judul dari artikel atau berita yang dikutip. Penulisan judul berada dalam tand apetik dua.
c. Nama dari koran atau majalah. Penulisan dari nama koran atau majalah dimiringkan.
d. Nomor dari edisi majalah, tanggal majalah atau koran diterbitkan, dan halaman dari artikel atau berita yang dikutip.
Contoh:
Footnote dari majalah: 5B. Ari Darmawan, “Lebih dari Sekadar Adil”,TopCareer, II, November 2012, hlm. 56.
Footnote dari koran: 3Budiarto Shambazy, “Awas, Wabah Sprindik!”, Kompas, 16 Februari 2013, hlm. 15.
Hal-hal yang harus Diperhatikan Saat Menulis Footnote
Menulis footnote walau ukurannya kecil dan berada di bawah halaman, bukan berarti boleh sembarangan. Keberadaan footnote memiliki peran penting sebagai pemberitahuan informasi sumber, ikhtisar, danlain sebagainya. Berikut bebera pa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan footnote.
1. Penulisan nama dari penulis atau pengarang dari sumber-sumber tersebut tetap dengan urutan nama aslinya. Jadi tidak seperti daftar pustaka, tidak ada pembalikkan nama penulis sumber dalam footnote ini. Selain itu, untuk nama gelar dan jabatan tidak dituliskan dalam footnote ini.
2. Untuk penulisan judul dari buku dimiringkan, sedangkan untuk judul dari koran, majalah, dan srtikel diberi tanda petik dua.
3. Nomor yang terdapat di dalam footnote disimpan tepat di samping huruf pertama dari nama penulis di kiri atas. Penulisan nomor footnote ini memang lebih tinggi dari penulisan huruf biasa tetapi tidak sampai melebihi spasi.
4. Penulisan footnote baris pertama menjorok sampai 6 ketukan dari tepi teks sebelah kiri. Bila footnote lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya sejajar dengan tepi garis atau rata kiri.
5. Untuk nama pengarang mulai sari satu sampai tiga orang, nama semuanya ditulis. Sedangkan untuk nama pengarang atau penulis ayng lebih dari tiga orang, maka penulisan nama hanya nama pengarang atau penulis pertama saja. Selanjutnya diikuti oleh dkk atau et al.
Semoga penulisan tentang cara menulis footnote dari berbagai sumber dalam artikel ini bisa memberikan informasi bermanfaat untuk pembaca.
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia kepenulisan, maka bisa pembaca bisa mengunjungi website penulispro.com. seraplah banyak ilmu dan berbagai tips dan trik tentang kegiatan menulis di website tersebut. Mari galakkan kegiatan membaca dan menulis!

Cara Menulis Footnote dari Skripsi dengan Benar

Artikel ini membahas tentang cara menulis footnote dari skripsi dengan benar. Sumber untuk sebuah kutipan bisa berasal dari skripsi.
Skripsi-skripsi yang sudah disusun oleh mereka yang menempuh ujian sidang sarjana tentunya memiliki isi yangs beelumnya sudah dilakukan penelitian terlebih dahulu.
Baik itu penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan juga penelitian pustaka. Untuk penulisan footnote dari keterangan sumber skripsi, tidak jauh berbeda dari cara penulisan footnote dari keterangan sumber seprti jurnal atau buku. Akan tetapi, tentunya ada sedikit perbedaan.
Menulis Footnote dari Skripsi
Seorang penulis sebuah karya tulis mungkin saja mengambil kutipan dan sumber penulisan salah satunya dari skripsi merek yang sudah lulu menjadi sarjana.
Tentunya banyak skripsi-skripsi yang berkualitas yang bisa dijadikan bahan sumber yang baik. Akan tetapi, untuk bisa mendapatkan sumber skripsi tidak begitu mudah.
Selain terkendala tidak bisa meminjam keluar skripsi dari perpustakaan, jarang juga ada postingan yang berisi skripsi di internet. Berikut salah satu cara untuk bisa mendapatkan sumber internet.
1. Mengunjungi perpustakaan tempat skripsi tersebut berada. Walau tidak bisa meminjam kelaur skripsi, akan tetapi penulis juga memiliki waktu untuk mencatat isi skripsi yang akan dijaidkan kutipan serta semua unsur penulisan skripsi seperti nama penyusun skripsi, judul skripsi, nama program, tahun lulus, dan juga halaman dari kutipan yang diambil.
2. Meminjam skripsi teman atau orang yang dikenal dengan menjelaskan tujuan peminjaman skripsi tersebut. Jika sudah cukup kenal dengan orang yang dimaksud, maka akan lebih mudah untuk bisa meminjam skripsi mereka. Pastikan untuk menuliskan sumebr skripsi dalam tulisan yang dibuat.
3. Mencari di internet sampai dapat file skripsi yang diinginkan. Walau berasal dari pencarian di internet, penulisan sumber skripsi tetap harus dicantumkan sehingga menjadi bentuk pernghargaan untuk penyusun skrispsi tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana cara menulis footnote dari skripsi, berikut pembahasannya.
1. Tulis nama penyusun skripsi dari skripsi yang dimabil sebagian kalimatnya untuk dijadikan kutipan. Penulisan nama penyusun skripsi tetap sama dengan susunan nama aslinya, tanpa dibalik seperti pada penulisan nama penulis dalam daftar pustaka. Nama gelar dari penyusun tidak dicantumkan.
2. Tulis judul dari skripsi tersebut. Untuk penulisan judul skripsi diberi tanda petik dua dan tidak dimiringkan.
3. Tulis nama fakultas atau nama program yang diambil oleh penyusun skripsi tersebut.
4. Tulis tahun penyusunan skripsi tersebut.
5. Tulis halaman tempat kalimat yang dijadikan kutipan dalam tulisan. Penulisan halaman bisa disingkat menjadi hlm.
Cara penulisan footnote dari skripsi ini harus diperhatikan dengan baik. Tentunya dengan adanya footnote yang memberikan keterangan sumber skripsi bisa menjadi sebuah penghargaan bagi penyusun skripsi tersebut.
Buah pemikiran penyusun skripsi bisa digunakan oelh penulis lain tetapi tetap dihargai karena identitas dari si penyusun skripsi tetap dicantumkan.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penulisan Footnote
Dalam penulisan footnote ada hal-hal yang harus diperhatikan dengan baik. Penulisan footnote memang tidak bisa sembarangan dan harus sesuai dengan aturan yang sudah ada.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis dalam menulis footnote khususnya yang berisi keterangan sumber dari kutipan yang diambil.
1. Untuk nomor yang digunakan dalam footnote, harus sama dengan nomor di dalam kutipan. Selain itu, penulisan nomor berada di sebelah kiri atas kata pertama dari footnote dan juga sebelah kiri atas dari kutipan yang berada dalam isi tulisan.
2. Jarak penulisan footnote yang lebih dari satu baris adalah spasi tunggal atau 1 spasi. Penulisan baris pertama lebih menjorok dari tepi teks sebelah kiri.
Biasanya sampai dengan enam ketukan. Untuk baris kedua dan selanjutnya masih dalam footnote yang sama, penulisan sejajar dengan tepi teks di sebelah kiri.
3. Untuk penulisan nama penulis, pengarang, atau penyusun ditulis sesuai nama aslinya dan tidak ada pembalikkan nama. Untuk jumlah penulis sampai tiga orang, maka semua nama penulis tetap dituliskan.
Sedangkan bila penulis lebih dari tiga orang, maka hanya nama penulis pertama yang dicantumkan sedangkan yang lainnya ditulis dengan “dkk” atau “et al.”. Untuk nama gelar dan jabatan tidak ditulis di dalam keterangan sumebr footnote.
4. Untuk penulisan judul. Judul yang berasal dari sumber buku ditulis dengan huruf miring, sedangkan yang berasal dari jurnal, skripsi, koran, majalah, dan juga artikel ditulis dengan menggunakan tanda petik dua.
Catatan tentang penulisan footnote yang berisi keterangan sumber ini perlu diperhatikan dengan baik. Tentunya setiap penulis ingin agar karya tulisnya bersih dari plagiasi, maka setiap kutipan harus disertakan sumbernya salah satunya dengan menaruh keterangan sumber di dalam footnote.
Semoga pembahasan mengenai cara menulis footnote dari skripsi dengan benar dalam artikel ini bisa memberikan informasi bermanfaat untuk pembaca.
Bagi yang ingi lebih mengetahui bagaimana dunia tulis menulis itu, bisa segera mengunjungi link penulispro.com. Dapatkan banyak pengetahuan bermanfaat seerta berbagai tips dan trik seputar dunia menulis. Mari berkarya dengan menulis!

Cara Menulis Footnote yang Benar Berupa Keterangan Sumber

Pembahasan dalam artikel ini berkaitan dengan cara menulis footnote yang benar berupa keterangan sumber. Footnote bisa bermacam-macam.
Bisa berupa keterangan sumber, ikhtisar, pernyataan, atau juga pendapat. Artikel ini akan membahas footnote yang berisi keterangan sumber dari kutipan yang ada di dalam isi tulisan.
Footnote sendiri biasanya berada di bagian bawah halaman dengan huruf yang lebih kecil dari isi tulisan. Pemisah antara footnote dengan isi tulisan adalah sebuah garis panjang.
Footnote juga selalu disertai nomor di bagian depan atasnya. Nomor yang sama juga terdapat di dalam kutipan dari isi tulisan.
Hal Penting dalam Penulisan Footnote
Keterangan sumber yang disimpan di dalam footnote bisa berasal dari berbagai jenis sumber. Beberapa sumber yang digunakan kutipannya di dalam tulisan adalah buku, internet, artikel, majalah, dan juga berita di koran.
Setiap sumber tersebut memiliki cara penulisan footnote yang berbeda walau ada beberapa urutan yang sama. Sebelum mengetahui cara penulisan footnote dari berbagai sumber tersebut, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu hal penting yang perlu untuk diketahui oleh para penulis yang akan menggunakan footnote dalam tulisannya.
Berikut pembahasannya.
1. Penulisan dari nama penulis sumber tersebut. Nama penulis harus benar dan sesuai dengan yang tertera dalam sumber tulisan. Nama penulsi diusahakan jangan sampai ada kesalaha n penulisan.
Selain itu, untuk footnote, nama penulis tetap seperti urutan nama aslinya. Nama penulis sumber tidak dibalik seperti nama penulis di dalam penulisan daftar pustaka.
Untuk nama penulis sumber yang berjumlah dua samapai tiga orang, semua nama penulis dituliskan satu per satu. Sedangkan bila nama penulis lebih dari tiga orang, hanya nama penulis pertama yang dituliskan di dalam footnote.
Nama penulis lainnya diwakili oleh “dkk” atau et al.” Untuk gelar dan jabatan penulis sumber tidak dicantumkan dalam penulisan nama penulis sumber tersebut.
2. Penulisan baris footnote juga perlu diperhatikan. Untuk footnote pada baris pertama, penulisan lebih menjorok dari tepi teks sebelah kiri.
Biasanya jarak dari tepi teks menuju tulisan footnote adalah enam ketukan. Untuk footnote baris kedua (bila satu footnote lebih dari satu baris) penulisannya sejajar dengan tepi teks sebelah kiri.
3. Penulisan footnote harus rapi dan selalu dicek atau diedit kembali sehingga kesalahan dalam penulisan tersebut bisa segera dikoreksi.
Hal-hal yang perlu untuk diperhatikan oleh penulis tersebut akan membantu penulis dalam membuat footnote. Khususnya untuk footnote yang berisi tentang keterangan sumber. Untuk jenis footnote lainnya, tentunya ada hal yang juga perlu untuk diperhatikan dan cara penulisannya masing-masing.
Menulis Footnote dari Beberapa Sumber
Setiap sumber yang digunakan memiliki cara penulisan footnote masing-masing. Cara menulis footnote yang benar dari keterangan beberapa sumber adalah sebagai berikut.
1. Keterangan sumber yang berasal dari majalah.
Majalah juga bisa menjadi sumber penulisan sebuah karya. Ada beberapa penulis yang memang mengutip beberapa kalimat dari majalah. Penulisan footnote yang bersumber dari majalah adalah sebagai berikut.
a. Urutan pertama adalah nama penulis dari salah satu tulisan yang dikutip dalam majalah tersebut. Posisi nama tetap seperti aslinya dan tidak dibalik.
b. Urutan kedua adalah judul dari tulisan dalam majalah tersebut. Penulisan judul berada di dalam tanda petik dua dan tidak dimiringkan.
c. Urutan ketiga adalah nama majalah yang digunakan. Untuk penulisan nama majalah, penulisan nama dimiringkan.
d. Urutan keempat adalah volume, nomor edisi, tanggal diterbitkan, dan juga halaman kutipan tersebut ada.
2. Keterangan sumber yang berasal dari buku.
Buku adalah sumber yang paling utama dari sebuah kegiatan penulisan. Hal tersebut karena sebuah buku sudah diterbitkan dengan resmi, berisi hasil-hasil survey dan penelitian, dan berbagai alasan pendukung lainnya. Penulisan footnote yang bersumber dari buku adalah sebagai berikut.
a. Tuliskan nama penulis buku. Nama penulis buku bisa satu atau lebih dari dua orang. nama ditulis sesuai dengan urutan nama asli.
b. Tuliskan judul dari buku yang digunakan. Penulisan judul buku dimiringkan.
c. Tuliskan jilid jika memang buku tersebut merupakan bagian dari jilid ke sekian.
d. Tuliskan cetakan buku ke berapa. Bila memang itu bukan cetakan pertama, maka tuliskan di dalam footnote cetakan buku ke berapa.
e. Tuliskan nama penerbit.
f. Tuliskan kota tempat penerbit berada.
g. Tuliskan halaman tempat kutipan di ambil. Halaman biasanya ditulis atau disingkat menjadi hlm.
3. Keterangan sumber yang berasal dari internet.
Berikut urutan penulisan keterangan sumebr dari internet.
a. Tuliskan nama penulis.
b.Judul tulisan yang dkutip.
c. Nama website tempat tulisan tersebut dikutip.
d.Alamat lengkap dari website tersebut dengan diawali kata “diakses dari…”. Penulisan alamat website dimiringkan.
e. Tuliskan keterangan tanggal dan waktu akses internet, dengan tulisan “pada tanggal… pukul…”.
Semoga pembahasan mengenai cara menulis footnote yang benar berupa keterangan sumber dalam artikel ini bisa memberikan informasi bermanfaat bagi pembaca.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang artikel ayng menyangkut kegiatan menulis lainnya, bisa mengunjungi situs penulispro.com. dapatkan banyak manfaat di dalamnya. Selamat menulis!

Cara Menulis Paper Mudah dan Lengkap

Para mahasiswa dan pelajar kerap mendapatkan tugas menulis paper. Karena itu, penulisan paper yang benar harus dikuasai oleh setiap mahasiswa dan pelajar. Nah, artikel ini mengulas mengenai struktur dan format paper serta cara menulis paper yang bisa digunakan oleh para pelajar dan mahasiswa sebagai acuan dalam menulis paper.

Cara Menulis Paper Mudah dan Lengkap

Struktur dan Format Paper

Sebelum mengulas cara menulis paper yang baik, sebaiknya pada pelajar dan mahasiswa memahami terlebih dahulu mengenai struktur dan format paper. Sebab penulisan paper ini memiliki struktur sendiri yang berbeda dengan penulisan artikel pada umumnya. Struktur paper terdiri dari:
• Judul
• Identitas penulis paper
• Abstrak dan kata kunci
• Latar belakang
• Materi isi dan metode analisa atau penelitian
• Hasil analisa atau penelitian
• Kesimpulan
• Pernyataan terimakasih
• Daftar referensi yang digunakan
Pada tata cara menulis paper yang panjang, daftar isi bisa dibuat dan diletakkan setelah halaman judul paper. Tetapi pada paper pendek, daftar isi tidak perlu dibuat. Sementara itu, bila paper dilengkapi dengan tabel, grafik atau gambar, maka kelengkapan ini bisa diletakkan setelah halaman yang berisi kesimpulan.
Selain memiliki struktur penulisan yang berbeda dengan struktur artikel biasa, format paper pun cukup beragam. Karena itu sebelum menulis paper sebaiknya cari tahu terlebih dahulu format paper yang diinginkan oleh guru, dosen atau pihak universitas. Tetapi pada umumnya, paper untuk keperluan akademik menggunakan format berikut ini:
• Paper diketik dengan menggunakan komputer dan tidak diperbolehkan ditulis dengan menggunakan tulisan tangan.
• Jenis huruf yang digunakan mudah dibaca dan tidak berubah-ubah. Sebagian besar paper menggunakan jenis huruf Times New Roman, Arial, Garamond atau Tahoma dengan ukuran font 11 pt.
• Untuk spasi, paper menggunakan ukuran spasi 1,5. Sedangkan untuk kutipan lebih dari tiga baris, catatan kaki dan catatan akhir menggunakan ukuran spasi rangkap.
• Setiap lembar pada paper wajib mencantumkan nomor halaman.
• Mengunakan ejaan yang benar, tata bahasa yang baku dan tanda baca yang tepat.
• Pada paper juga wajib mencantumkan identitas paper seperti judul, nama penulis, nomor mahasiswa atau pelajar, mata kuliah atau mata pelajaran, nama guru atau dosen dan tanggal pengumpulan paper.

Cara Penulisan Paper

Nah, bila struktur dan format paper telah dipahami selanjutnya ikutilah cara menulis paper yang benar berikut ini.
1. Pertama-tama tentukan terlebih dahulu topik atau tema yang hendak diulas pada paper. Tema atau topik ini berkaitan dengan mata kuliah atau mata pelajaran tertentu.
2. Selanjutnya kumpulkan data dan referensi yang dibutuhkan untuk penulisan paper.
3. Lakukan analisa dan diskusi berdasarkan data dan referensi yang ada.
4. Lantas siapkan judul untuk paper. Judul ini masih bisa mengalami perubahan bila nantinya paper sudah selesai ditulis. Tetapi hendaknya judul sudah dipersiapkan sejak awal. Judul ini harus bisa menggambarkan isi dari keseluruhan paper.
5. Kemudian tulislah abstrak paper. Abstrak ini merupakan ringkasan dari paper yang panjangnya maksimal 250 kata. Karena itu penulisan abstrak harus menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, padat dan mudah dipahami.
Bagian abstrak ini pula yang akan menarik minat pembaca untuk tuntas membaca sebuah paper dari awal hingga akhir. Abstrak ini juga dilengkapi dengan kata kunci yang berjumlah maksimal tujuh kata kunci.
6. Mulailah menuliskan bagian latar belakang pembuatan paper, ruang lingkup pembahasan topik yang diusung pada paper dan permasalahan yang diusung.
7. Selanjutnya barulah uraikan analisa atau penelitian yang dilakukan. Pada bagian ini pula penulis perlu menjabarkan metode analisa atau penelitian yang digunakan. Tulisan yang disajikan di bagian ini hendaknya benar-benar ditulis berdasarkan informasi yang berkaitan erat dengan topik atau tema yang diangkat.
Penulis harus bisa meyakinkan pembaca bahwa analisa atau penelitian yang dilakukan memiliki kebenaran yang kuat. Untuk itu dalam tulisan ini perlu dipaparkan bukti-bukti yang mendukung.
8. Sesudah itu barulah ditulis kesimpulan yang membuat pembaca semakin memahami uraian analisa atau penelitian. Isi kesimpulan ini bisa dibuat dengan cara meringkas tesis yang telah diuraikan sebelumnya dan menjelaskannya lebih luas lagi. Bagian kesimpulan ini hendaknya mempertegas tujuan utama yang hendak dicapai dengan penulisan paper ini.
9. Lantas tuliskan pernyataan terima kasih untuk pihak-pihak yang mendukung pembuatan paper dan susunlah daftar referensi yang dipakai dalam penulisan paper.
10. Baca ulang paper dari awal hingga akhir dan lakukan penyuntingan sehingga tidak terdapat kesalahan-kesalahan yang bisa membuat pembaca paper menjadi kurang nyaman. Kesalahan-kesalahan dalam penulisan paper juga bisa mempengaruhi penilaian terhadap sebuah paper.
Seperti telah dijelaskan di atas, penulisan paper harus memperhatikan ejaan, penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan tanda baca yang tepat. Sebagai referensi, gunakanlah serba-serbi EYD yang tersedia di situs Penulispro.com.
Selain menyediakan referensi seputar EYD dan cara menulis paper yang baik, situs ini juga menyediakan panduan penyuntingan naskah yang bisa dipakai untuk tahap penyuntingan paper.

Cara Menulis Makalah yang Baik dan Benar

Sebagian besar pelajar dan mahasiswa tentu bisa menulis makalah, tetapi apakah cara menulis makalah yang baik dan benar sudah benar-benar dipahami?
Penulisan makalah yang baik dan benar bukan hanya berkaitan dengan kerapian dan format penulisannya, tetapi juga berkaitan dengan struktur dan isi makalah.
Makalah yang baik, mengusung topik yang bisa menambah wawasan pembacanya, memperluas pengetahuan penulisnya dan memajukan bidang ilmu itu sendiri.
Sedangkan makalah yang benar adalah makalah yang ditulis dengan mengikuti struktur dan aturan penulisan makalah yang telah ditentukan.
Penulisan makalah yang baik dan benar penting untuk diperhatikan mengingat makalah adalah bentuk penulisan ilmiah yang digunakan sebagai rujukan atau referensi.
Karena itu pula, makalah ilmiah harus mengandung kebenaran yang dapat diuji, objektif, memaparkan informasi dan data secara tuntas, disajikan secara sistematis dan logis serta penulisannya harus sesuai dengan pedoman ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan.
Menulis Makalah yang Baik dan Benar
Nah, berdasarkan aturan penulisan makalah yang berlaku secara umum, berikut ini disajikan langkah-langkah cara menulis makalah yang baik dan benar.
1. Langkah yang pertama, tentukan topik yang hendak diulas pada makalah.
2. Berdasarkan tersebut, tentukan judul untuk makalah. Judul ini sebaiknya singkat saja dan bisa menggambarkan keseluruhan isi makalah.
3. Lantas kumpulkan informasi dan data pendukung topik terpilih. Dalam pengumpulan informasi dan data ini, penulis wajib mencatat setiap referensi yang digunakan untuk memudahkan penulisan makalah dan juga daftar pustaka.
4. Barulah setelah itu bisa dimulai penulisan makalah yang dimulai dengan membuat bab pendahuluan. Bab pendahuluan ini terdiri dari:
• Latar belakang
Bagian ini menguraikan alasan pemilihan topik oleh penulis.
• Rumusan masalah
Pada bagian ini penulis menguraikan masalah-masalah yang hendak diuraikan dalam makalah. Rumusan masalah ini membantu agar pembahasan terarah pada hal-hal yang telah dirumuskan.
• Tujuan makalah
Tuliskan tujuan penulisan makalah. Uraian ini bisa berupa poin-poin atau uraian berbentuk paragraf.
• Manfaat makalah
Di bagian ini jelaskan manfaat-manfaat yang akan diperoleh pembaca dengan membaca makalah.
5. Selanjutnya tulislah bab isi atau pembahasan. Pada bab ini, penulis harus menguraikan dengan bahasanya sendiri mengenai topik yang dipilih dengan berpedoman pada rumusan masalah yang telah dituliskan pada bab sebelumnya.
Sumber informasi dan data pendukung harus dicantumkan pada bagian ini untuk menguatkan uraian penulis. Uraian ini disampaikan dengan bahasa yang ringkas, padat, jelas dan mudah dipahami.
Uraian yang bisa disajikan dalam bentuk poin-poin lebih baik disampaikan dalam bentuk poin-poin berurutan agar lebih mudah dimengerti.
6. Sesudah itu barulah penulis bisa menulis bab penutup. Bab ini terdiri dari dua bagian yakni bagian kesimpulan dan saran.
• Kesimpulan
Tulisan yang berisi kesimpulan ini sebaiknya cukup ringkas dan berisi poin-poin penting yang telah ditemukan dalam pengamatan atau studi pustaka yang dilakukan.
• Saran
Bagian ini sebenarnya tidak harus ada tetapi penulis bisa saja menambahkan bila diperlukan. Bagian ini berisi saran-saran penulis berkaitan dengan penyelesaian masalah-masalah pada topik yang dipilih.
7. Di bagian akhir ini, penulis wajib menyusun daftar pustaka. Daftar pustaka ini berisi literatur yang digunakan sebagai bahan rujukan. Sistematika penulisan daftar pustaka ini sudah ditentukan sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka secara umum.
Format dan Penilaian Makalah
Setiap lembaga, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah biasanya mengeluarkan format penyusunan makalah yang berlaku di lingkungannya.
Ketentuan ini meliputi panjang makalah, ukuran kertas yang digunakan, jenis dan ukuran font, margin kertas dan lain sebagainya.
Untuk itu penulis perlu mencari tahu mengenai format ini sebelum mulai menulis makalah. Meskipun mungkin terdapat sedikit perbedaan format antara penyusunan makalah di satu lembaga dengan di lembaga lain, namun pada dasarnya format makalah memiliki kesamaan.
Nah, format yang secara umum berlaku berkaitan dengan penyusunan makalah antara lain panjang makalah biasanya 10 halaman hingga 12 halaman atau sebanyak 4000 kata hingga 5000 kata, dicetak pada ukuran kertas A4, menggunakan margin ukuran standar, jarak spasi 1,5 dan memakai jenis font Times New Roman dengan ukuran 12 pt atau jenis font Arial dengan ukuran 11pt.
Sementara itu berkaitan dengan penilaian makalah, sebuah makalah yang baik harus memiliki ide yang asli atau bukan plagiasi, menggunakan sistematika penulisan yang benar, berisi uraian masalah yang jelas, menampilkan analisa yang cerdas, mampu memberi manfaat bagi pembacanya dan penampilkan kecerdasan penulisnya dalam menguraikan masalah.
Nah, berkaitan dengan cara menulis makalah yang baik dan benar ini, sebaiknya penulis menambah wawasan berkaitan dengan penulisan makalah agar bisa menghasilkan makalah yang berkualitas.
Untuk menambah wawasan penulisan tentang makalah, berkunjunglah ke situs Penulispro.com. Situs ini berisi informasi yang lengkap seputar penulisan nonfiksi seperti makalah dan menyediakan modul-modul penulisan yang dibutuhkan oleh penulis secara gratis.

Cara Menulis Makalah Ilmiah yang Baik dan Benar

Apakah Anda sedang membutuhkan panduan cara menulis makalah ilmiah? Bila panduan itu yang sedang diperlukan saat ini, maka Anda sedang membaca artikel yang tepat. Makalah ilmiah memang memiliki cara penulisan yang berbeda dengan bentuk tulisan lainnya. Penulisan makalah ilmiah biasanya dilakukan oleh para mahasiswa sebagai salah satu tugas perkuliahan.
Selain para mahasiswa, peneliti juga seringkali membuat makalah untuk menyajikan hasil penelitiannya. Makalah yang dibuat para peneliti ini selanjutnya dikirimkan ke majalah ilmiah atau terbitan ilmiah untuk kemudian dipublikasikan secara luas. Nah untuk tata cara menulis makalah ilmiah, ada empat tahapan utama yang harus dilalui yakni tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap penulisan dan tahap penyuntingan atau editing. Berikut ini uraian keempat tahap tersebut selengkapnya.

Cara Menulis Makalah Ilmiah yang Baik dan Benar

Tahap Persiapan

Pada tahapan persiapan ini, penulis harus memilih topik yang hendak dibahas dalam makalah ilmiah. Pilihlah topik yang menarik dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Bagi para mahasiswa, pemilihan topik ini perlu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Topik ini bisa diambil dari satu percobaan yang telah dilakukan sebelumnya atau dari beberapa percobaan sekaligus yang kemudian mengerucut pada satu topik yang sama.
Untuk itu dalam percobaan-percobaan yang dilakukan, penulis harus mencatat segala hal yang berkaitan dengan percobaan-percobaan tersebut. Bila topik telah ditentukan selanjutnya penulis perlu mencari tahu tentang ketentuan penulisan makalah ilmiah. Ketentuan yang dimaksud seperti ketentuan panjang makalah, panjang abstrak, format penulisannya dan lain sebagainya.
Bagi para mahasiswa ketentuan ini bisa diperoleh di kampus masing-masing. Sedangkan bagi para peneliti, ketentuan penulisan bisa ditemukan di setiap majalah ilmiah atau terbitan ilmiah.

Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, penulis wajib menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab pada makalah ilmiah. Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan hipotesis percobaan yang berjumlah satu atau lebih. Pertanyaan ini akan mengarahkan penulis dalam melakukan pembahasan dan juga dalam kegiatan pengumpulan data yang mendukung.
Kemudian kumpulkan referensi yang cukup berkaitan dengan topik yang hendak ditulis. Informasi dalam referensi ini akan menjadi pijakan untuk melakukan pembahasan. Referensi ini pula yang kelak akan dimasukkan ke dalam daftar pustaka. Untuk itu lakukan pencatatan mengenai referensi. Lakukan pencatatan ini setiap kali penulis membaca referensi agar tidak ada yang tercecer.
Lantas susunlah perincian bahan penelitian atau percobaan, metode yang digunakan, langkah-langkah penelitian, hasil penelitian dan hal-hal yang nantinya dimasukkan pada bagian pendahuluan dan pembahasan.
Lalu buat pula kerangka atau outline makalah ilmiah. Outline atau kerangka ini berisi topik-topik utama yang terdapat di dalam makalah meliputi pendahuluan, bahan-bahan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya. Outline atau kerangka ini akan menjadi petunjuk dan pedoman bagi penulisan makalah.

Tahap Penulisan

Di tahapan ini, penulis memasuki tahapan yang paling penting pada cara menulis makalah ilmiah yakni tahapan penulisan makalah ilmiah. Penulisan makalah ilmiah ini dimulai dengan membuat judul. Pada pembuatan judul ini, hindari membuat judul yang terlampau panjang.
Paling tidak, judul makalah ilmiah terdiri dari sepuluh suku kata atau kurang dari sepuluh suku kata. Judul juga harus bisa menggambarkan isi makalah ilmiah secara keseluruhan. Kemudian mulailah menulis bagian abstrak. Bagian abstrak ini bisa menggunakan bentuk penulisan deskriptif ataupun bentuk penulisan informatif.
Bagian abstrak ini berisi gambaran singkat masalah-masalah pokok yang dibahas pada makalah. Pastikan pembaca sudah bisa memahami bagian abstrak tanpa harus membaca makalah secara keseluruhan.
Setelah itu buatlah tabel dan gambar yang berisikan data dalam penelitian. Penyusunan tabel dan gambar ini akan memudahkan penulis untuk menguraikannya dalam bentuk tulisan. Tata cara menulis makalah ilmiah dalam tahapan ini akan dengan mudah penulis ikuti.
Selanjutnya barulah penulis mengembangkan outline atau kerangka yang telah dibuat yakni pendahuluan, bahan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya. Lalu lanjutkan dengan menyusun daftar pustaka.

Tahap Editing

Pada tahapan ini penulis wajib membaca ulang makalah ilmiah yang sudah ditulis untuk memeriksa susunan makalah ilmiah, ejaan, penggunaan tanda baca dan memastikan seluruh penulisannya sudah sesuai dengan EYD.
Pada tahapan editing ini, penulis bisa meminta pihak lain untuk mengevaluasi makalah ilmiah yang sudah selesai dibuat. Para mahasiswa bisa meminta bantuan kepada dosen pembimbing untuk memperoleh masukan-masukan. Bila tahapan editing telah selesai dilakukan, barulah penulis bisa mencetak versi akhir makalah ilmiah.
Selain membaca artikel ini, ada baiknya penulis mencari referensi lainnya yang mendukung penulisan makalah ilmiah. Semakin banyak referensi yang dibaca, tentunya wawasan penulis pun akan semakin luas.
Bacalah makalah-makalah ilmiah yang sudah dipublikasikan secara luas baik di perpustakaan maupun di internet. Dari referensi ini, penulis bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pembuatan judul dan pembahasan isi makalah ilmiah.
Di samping itu, berkunjunglah ke situs Penulispro.com. Di situs ini banyak artikel seputar cara menulis makalah ilmiah serta modul-modul yang bisa menunjang penulisan nonfiksi seperti makalah ilmiah.

Cara Menulis Makalah Kesehatan

Artikel ini mengulas cara menulis makalah kesehatan yang diperlukan oleh para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di bidang kesehatan dan juga para praktisi kesehatan.
Nantinya setelah membaca artikel ini, diharapkan para pembaca bisa menulis makalah kesehatan sesuai dengan aturan penulisan makalah yang benar.
Menulis Makalah Kesehatan
Ada banyak topik yang bisa dipilih untuk dibahas dalam makalah kesehatan. Mulai dari topik kesehatan wanita, topik kesehatan anak-anak, topik kesehatan paru-paru, topik kesehatan mata dan masih banyak lagi lainnya.
Nah sesuai dengan bidang kesehatan yang digeluti, sebaiknya topik yang dipilih adalah topik yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca sekaligus penulis makalah itu sendiri.
Misalnya saja topik mengenai kesehatan reproduksi khususnya pada kaum remaja wanita. Nah dengan menggunakan contoh topik tersebut, berikut ini dijabarkan langkah-langkah cara menulis makalah kesehatan.
1. Menentukan judul makalah
Berdasarkan topik yang telah dipilih, pertama-tama penulis menentukan judul. Judul ini bisa saja dibuat paling akhir, tetapi alangkah baiknya dibuat pada langkah awal seperti ini.
Sebab, kehadiran judul bisa membantu penulis untuk lebih fokus dan terarah dalam menulis makalah. Sebagai contoh, makalah ini diberi judul “Kesehatan Reproduksi Wanita Remaja” berdasarkan topik yang dipilih.
2. Selanjutnya kumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk penulisan makalah. Data dan informasi ini bisa diperoleh dari buku-buku, artikel dan bentuk literatur lainnya.
3. Setelah itu, penulis bisa mulai menuliskan bab pendahuluan. Bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, manfaat penulisan makalah dan metode pengumpulan data yang digunakan.
• Latar belakang masalah
Pada bagian ini penulis menjabarkan latar belakang pemilihan masalah. Latar belakang masalah ini diuraikan dengan jelas dan ringkas, kira-kira sepanjang satu paragraf saja.
Latar belakang ini sebagai jawaban atas pertanyaan mengapa perlu menulis makalah kesehatan reproduksi wanita remaja? Bila penulis bisa menguraikan jawaban atas pertanyaan tersebut, maka bagian latar belakang sudah selesai dibuat.
• Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, selanjutnya penulis bisa merumuskan masalah-masalah yang hendak diuraikan dalam makalah. Rumusan masalah ini bisa dibuat dalam bentuk tiga atau empat pertanyaan.
Contohnya, apakah yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi wanita remaja? Apa arti pubertas? Apakah tanda-tanda pubertas? Apakah resiko berhubungan seks sebelum menikah?
• Tujuan penulisan makalah
Tuliskan tujuan yang hendak dicapai penulis dengan menuliskan makalah ini. Misalnya saja untuk menambah wawasan kaum wanita remaja, untuk meningkatkan kesadaran wanita remaja dan untuk menggugah kesadaran orang-orang di sekeliling wanita remaja.
• Manfaat penulisan makalah
Jelaskan mengenai manfaat makalah kesehatan ini bagi para wanita remaja dan orang-orang di sekelilingnya. Contohnya, para wanita remaja dan orang-orang di sekelilingnya mengetahui informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi wanita remaja.
• Metode pengumpulan data
Pada bagian ini penulis menyebutkan metode pengumpulan data yang dilakukannya. Misalnya saja melalui studi pustaka, angket, wawancara dan lain sebagainya.
4. Bila bab pendahuluan telah selesai dibuat, maka penulis memasuki bab utama pada penulisan makalah kesehatan ini yakni bab isi atau pembahasan.
Bab isi atau pembahasan ini dipecah menjadi beberapa sub bab untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Sebagai contoh, bab isi atau pembahasan pada makalah kesehatan ini dibagi ke dalam empat sub bab yakni sub bab yang berisi pengertian reproduksi wanita remaja, sub bab yang menguraikan alat reproduksi pada wanita remaja.
Selain itu, sub bab yang menjelaskan mengenai pubertas pada wanita remaja dan tanda-tandanya, dan sub bab yang mengulas akibat-akibat bagi kaum wanita remaja yang melakukan hubungan seks di luar ikatan pernikahan.
5. Jika uraian pada bab isi atau pembahasan sudah selesai dibuat, selanjutnya penulis bisa menulis bab penutup. Bab penutup ini dipecah menjadi dua sub bab yakni sub bab kesimpulan dan sub bab saran.
Pada sub bab kesimpulan, penulis bisa menguraikan kesimpulan dari makalah yang telah dibuat sebanyak kurang lebih satu paragraf.
Demikian pula dengan sub bab saran, penulis bisa memberikan saran khususnya untuk kaum remaja wanita berkaitan dengan reproduksi mereka kurang lebih sepanjang satu paragraf.
Lima langkah di atas telah menuntun penulis untuk menyelesaikan sebuah makalah kesehatan. Tetapi sebenarnya masih ada satu langkah tambahan dalam pembuatan makalah kesehatan ini yakni langkah penyuntingan atau editing.
Pada langkah ini, penulis sebaiknya membaca ulang makalah kesehatan yang telah dibuat dari awal. Sambil membaca ulang, penulis perlu memeriksa urutan penulisan, penyusunan kalimat, ejaan, tanda baca dan penerapan aturan-aturan EYD pada setiap kalimat. Dengan cara ini, makalah kesehatan dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan yang bisa mengurangi penilaian makalah.
Nah selain artikel ini, masih ada banyak artikel yang bisa dijadikan referensi tambahan untuk menulis makalah. Artikel-artikel tersebut bisa ditemukan di situs Penulispro.com.
Situs ini berisi artikel-artikel yang berkaitan dengan cara menulis makalah, cara menyunting naskah, cara menulis judul yang baik untuk makalah dan artikel-artikel sejenis lainnya. Artikel-artikel ini tentu akan sangat membantu untuk menghasilkan makalah yang berkualitas

Cara Menulis Catatan Kaki yang Benar

Penulis sebuah karya ilmiah biasanya akan juga mencari cara menulis catatan kaki yang benar. Catatan kaki merupakan tulisan di bagian bawah halaman dari buku atau karya ilmiah yang akan menunjukkan bagian penjelasan, kutipan, dan juga bisa menjdai pedoman dalam penyusunan daftar dari bacaan.
Tentunya setiap orang sudah pernah melihat seperti apa catatan kaki tersebut. Catatan kaki dibuat untuk lebih menjelaskan lagi dan menyatakan bahwa ada bagian dalam isi karya tulis atau buku tersebut yang merupakan kutipan dari sumber yang dituliskan dalam catatan kaki tersebut.

Sumber-sumber Catatan Kaki

Catatan kaki bisa berasal dari banyak sumber. Beberapa sumber yang digunakan dalam catatan kaki di antaranya adalah buku, jurnal, internet, skripsi, koran, dan juga artikel.
Setiap sumber tersebut memiliki cara menulis catatan kaki yang berbeda. Untuk mengetahui lebih lanjut seperti apa penulisan catatan kaki dari berbagai sumber tersebut, sialkan baca uraian di bawah ini.
1. Catatan kaki yang bersumber dari buku. Cara penulisan catatan kaki dengan sumber buku adalah sebagai berikut.
a. Menuliskan nama pengarang dari buku sumber.
b. Menuliskan judul dari buku sumber yang diketik dengan menggunakan huruf Italic atau miring.
c. Menuliskan jilid dari buku, jilid keberapa buku sumber yang sedang digunakan.
d. Bila buku memiliki nomor cetakan, tuliskan juga cetakan keberapa buku sumber tersebut.
e. Kota tempat terbit buku sumber. Tuliskan nama kota di mana penerbit berada.
f. Menuliskan nama penerbit. Nama penerbit ini sifatnya penting karena setiap pembaca akan mengetahui buku sumber tersebut berasal dari penerbit mana.
g. Menuliskan tahun terbit dari buku sumber.
h. Menuliskan halaman dari kutipan yang diambil. Biasanya halaman akan disingka dengan h. saja yang kemudian akan diikuti oleh nomor halamannya.
2. Catatan kaki yang berasal dari artikel, koran, dan juga jurnal.
a. Menuliskan nama dari penulis artikel atau pengarang jika nama pengarang atau penulisnya ada dalam keterangan.
b. Menuliskan judul dari berita di koran, judl artikel, atau judul jurnal. Penulisan judul berada di dalam tanda petik dua.
c. Menuliskan nama dari koran tempat berita atau artikel tersebut ada. Penulisan nama koran dibuat miring.
d. Menuliskan nomor edisi dari koran, tanggal terbit, dna juga halaman tempat kutipan berasal.
3. Catatan kaki yang berasal dari internet.
a. Menuliskan nama pengarang atau nama penulis dari sumber tersebut.
b. Menuliskan judul dari artikel atau tulisan di dalam sumber internet yang berada di dalam tanda petik dua.
c. Menuliskan nama situs atau website tampat kutipan diambil.
d. Menuliskan kata “diakses dari…”, setelah itu kopikan alamat URL dari sumber tersebut.
e. Menuliskan keterangan waktu kapan pengaksesan sumber tersebut dilakukan dengan menggunakan kalimat kata “pada tanggal… pukul…” setelah alamat URL dituliskan.

Hal Penting dalam Penulisan Catatan Kaki

Ada beberapa hal penting perlu diperhatikan oleh penulis mengenai cara menulis catatan kaki dalam karyanya. Hal-hal penting tersebut adalah sebagai berikut.
1. Di dalam catatan kaki ada penulisan nomor. Nomor tersebut sama dengan nomor yang terdapat di dalam isi tulisan yang akan merujuk pada catatan kaki.
Cara menulis catatan kaki yang bernomor, nomor disimpan agak ke atas tetapi tidak sampai mencapai jarak satu spasi. Contohnya: 2Khoirina Ilma,. Sedangkan jarak dari nomor dari tepi teks sebelah kiri bisanya sampai enam huruf. Sedangkan untuk baris kedua dari catatan kaki tersebut sejajar dengan garis tepi teks di sebelah kiri.
2. Untuk penulisan nama pengarang, susunan nama sama dengan nama aslinya. Hanya saja untuk gelar tidak dicantumkan dalam catatan kaki ini.
Bila pengarang atau penulis berjumlah dua atau tiga orang, maka semua namanya dituliskan dalam catatan kaki. Sedangkan bila penulis atau pengarang lebih dari tiga orang, setelah menuliskan nama penulis pertama diikuti oleh dkk atau et al.
3. Penulisan judul buku dimiringkan atau menggunakan huruf Italic.
4. Biasanya pemisah antara catatan kaki dengan isi dari tulisan atau isi buku adalah adanya garis panjang. Garis tersebut menjadi pemisah utama catatan kaki dari isi buku.
5. Ukuran font catatan kaki juga lebih kecil dari ukuran font di dalam isi tulisan.
Hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam penulisan catatan kaki di atas sebaiknya benar-benar diperhatikan oleh penulis. Sebuah catatan kaki yang salah cara penulisannya bisa saja menimbulkan hal yang tidak baik.
Selain itu, seorang penulis juga harus teliti ketika menuliskan catatan kaki, karena catatan kaki berisi data-data dari sumber yang harus benar keterangannya. Penulisan nama, judul, tahun terbut, nama penerbit, alamat URL, dan unsur lainnya harus benar dan usahakan untuk dicek kembali.
Semoga pembahasan mengenai cara menulis catatan kaki yang benar dalam artikel ini bisa bermanfaat untuk banyak pembaca. Selain itu, ada sebuah situs yang akan membuat pembaca bisa menambah pengetahuannya mengenai dunia menulis.
Situs tersebut adalah penulispro.com. Jangan ragu untuk berkunjung dan dapatkan segala manfaat tentang menulis di dalamnya. Ayo, terus menulis!



Tidak ada komentar: