Cari Blog Ini

Posting blogger lewat email

username.secretword@blogger.com

Minggu, 02 Maret 2014

Panduan Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Terperinci

Panduan Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Terperinci


Panduan menulis karya tulis ilmiah menjadi pedoman penting dalam penulisan karya tulis ilmiah. Panduan tersebut tak hanya untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan saja, namun juga dibutuhkan oleh masyarakat umum sebab karya tulis ilmiah memiliki bentuk yang beragam. Tak hanya skripsi, tesis dan disertasi saja, opini ilmiah di media massa, modul, artikel untuk majalah ilmiah, dan artikel untuk jurnal pun termasuk dalam kategori karya tulis ilmiah.

Menulis Karya Tulis Ilmiah

Apapun bentuk karya tulis ilmiah yang hendak ditulis, penulisan karya tulis ilmiah harus mengandung hasil penelitian atau gagasan ilmiah, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, ditulis dengan mengikuti sistematika ilmiah dan memuat argumentasi, paparan, alasan serta penggambaran fakta serta data yang ditemukan.
Nah dalam penulisan karya tulis ilmiah, ada empat tahapan penulisannya. Berikut ini uraian empat tahapan dalam panduan menulis karya tulis ilmiah.
1. Persiapan penulisan karya tulis ilmiah
Pada tahap persiapan penulisan ini, seseorang yang ingin menulis karya ilmiah terlebih dahulu harus menemukan topik atau permasalahan yang hendak ditulis. Dalam pemilihan topik atau masalah ini, alangkah baiknya penulis memilih topik atau masalah yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau bidang pekerjaannya sehingga penulis lebih menguasai materi yang hendak ditulis. Pertimbangan lainnya, sebaiknya pilihlah topik atau masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Topik seperti ini cenderung mampu menarik perhatian pembaca.
Setelah topik ditemukan, penulis bisa mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun karya tulis ilmiah. Bahan-bahan ini bisa diperoleh melalui literatur-literatur, melakukan observasi dan juga dengan melakukan penelitian.
Bila bahan-bahan untuk menyusun karya tulis ilmiah sudah diperoleh, selanjutnya buatlah sebuah kerangka tulisan. Kerangka tulisan ini akan membantu penulis untuk menulis dengan terarah dan runut. Kerangka tulisan ini dibuat sesuai dengan struktur karya tulis ilmiah yang hendak dibuat.
2. Membuat draft karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah tak bisa selesai hanya dalam satu langkah saja. Untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas, sebaiknya buatlah dulu draft karya tulis ilmiah. Draft ini dibuat dengan cara menuliskan ide dan gagasan sebanyak-banyaknya berdasarkan bahan-bahan dan kerangka tulisan yang sudah dibuat sebelumnya. Pada tahapan penulisan draft ini, penulis boleh mengabaikan penulisan yang benar, tata bahasa dan penyusunan kalimat. Hal yang terpenting pada tahapan ini adalah penulis bisa menuangkan seluruh ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan.
3. Menyunting draft karya tulis ilmiah
Bila seluruh ide dan gagasan sudah dituliskan, barulah penulis masuk ke tahapan penyuntingan draft karya tulis ilmiah. Pada panduan menulis karya tulis ilmiah ini penulis harus membaca kembali tulisannya dari awal dengan cermat. Lalu lakukan pembenahan dengan memperbaiki penulisan, penggunaan tanda baca, penyusunan kalimat dan kepaduan paragraf. Jika perlu mintalah bantuan kepada orang lain untuk membaca draft karya tulis ilmiah tersebut. Kemudian mintalah saran dan masukan untuk memperbaiki draft itu.
4. Mempublikasikan karya tulis ilmiah
Jika proses penyuntingan telah selesai dilakukan, maka karya tulis ilmiah sudah siap untuk dipublikasikan. Sebuah karya tulis ilmiah bisa dipublikasikan melalui terbitan-terbitan ilmiah seperti jurnal ilmiah, majalah ilmiah dan terbitan sejenis lainnya.

Mengenali Target Pembaca Karya Tulis Ilmiah

Sebagian penulis karya tulis ilmiah mengalami kegagalan saat hendak mempublikasikan karya tulis ilmiah yang telah dibuat. Penolakan seperti ini ada kalanya menyebabkan semangat menulis menjadi kendor. Nah, sebenarnya untuk menghindari penolakan dan demi memperbesar peluang untuk dipublikasikan, sebaiknya penulis mengenali terlebih dahulu target pembacanya.
Masing-masing terbitan ilmiah tentu memiliki pembaca dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dengan mengenali pembaca pada suatu terbitan ilmiah dan mengirimkannya pada terbitan ilmiah yang tepat, maka semakin besar pula peluang sebuah karya tulis ilmiah untuk dipublikasikan.
Secara umum, panduan menulis karya tulis ilmiah ini ditujukan agar para pembaca karya tulis dapat memhami apa yang disampaikan di dalam karya tulis tersebut. Pembaca karya tulis ilmiah terbagi ke dalam tiga kelompok yakni masyarakat ilmiah, masyarakat akademis dan masyarakat umum. Berikut ini karakteristik masing-masing kelompok tersebut.
• Masyarakat ilmiah terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu. Masyarakat ilmiah ini senang membaca karya tulis ilmiah yang bisa menambah pengetahuan sesuai dengan keahlian yang telah mereka miliki. Karena itu para pembaca yang berasal dari masyarakat ilmiah lebih menyukai karya tulis ilmiah yang berisi temuan-temuan atau hal-hal yang benar-benar baru.
• Masyarakat akademis terdiri dari orang-orang yang menduduki posisi sebagai dosen pembimbing atau kepala program pendidikan tertentu. Orang-orang dari kelompok masyarakat akademis ini membaca karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis dan disertasi untuk menguji karya tulis ilmiah tersebut. Karena itu untuk target pembaca seperti ini, penulis harus melakukan penelitian dengan benar dan memaparkan idenya dengan benar.
• Masyarakat umum terdiri dari orang-orang yang memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan mereka. Para pembaca ini memiliki latar belakang pendidikan, usia, minat dan keahlian yang beragam. Kelompok pembaca masyarakat umum ini menyukai karya tulis ilmiah yang mudah dipahami, praktis dan dekat dengan keseharian mereka.
Demikianlah uraian mengenai panduan menulis karya tulis ilmiah dan sedikit ulasan mengenai kelompok pembaca karya tulis ilmiah. Untuk melengkapi informasi yang telah Anda peroleh dari artikel ini, cobalah untuk berkunjung ke situs Penulispro.com. Situs ini berisi artikel-artikel seputar penulisan termasuk artikel-artikel yang mengulas tentang penulisan karya tulis ilmiah.

Panduan Menulis Karya Tulis Populer

Panduan menulis karya tulis populer ini dibuat khususnya bagi orang-orang yang tak berminat menulis karya tulis ilmiah dan ingin membuat karya tulis yang lebih ringan.
Berbeda dengan karya tulis ilmiah yang mengedepankan bahasa yang formal dan sistematika yang telah ditentukan, karya tulis populer menggunakan gaya penulisan yang santai, bahasa yang lebih mudah dipahami oleh orang awam sekalipun dan disajikan dalam sistematika yang tidak resmi.
Selain itu karya tulis ilmiah begitu erat kaitannya dengan penelitian, sedangkan karya tulis populer lebih dikenal sebagai karangan dengan muatan ilmu pengetahuan yang bersifat umum.
Nah, karya tulis populer dibuat dengan cara menyadur atau menuliskan kembali tulisan orang lain, mengutip dan meramu beberapa informasi yang berasal dari tulisan orang lain.
Dalam karya tulis populer ini sesungguhnya gagasan-gagasan yang terdapat di dalamnya adalah gagasan-gagasan ilmiah namun dikemas dengan lebih sederhana dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Karena itulah, karya tulis populer lebih banyak disukai masyarakat luas. Karya tulis populer ini bisa ditemukan di berbagai majalah, koran atau tabloid.
Menulis Karya Tulis Populer
Berdasarkan sedikit gambaran mengenai karya tulis populer di atas, apakah Anda tertarik untuk membuat karya tulis populer? Bila Anda tertarik untuk membuatnya, ikutilah panduan menulis karya tulis populer berikut ini.
1. Menentukan topik
Pertama-tama tentukan topik yang hendak ditulis. Pilihlah topik yang menarik, bermanfaat untuk masyarakat luas dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pemilihan topik ini, sebaiknya penulis memilih topik yang diminati. Sebab hal ini akan memudahkan penulis dalam memahami topik yang hendak ditulis.
Salah satu topik untuk penulisan karya tulis populer misalnya saja, “Memanfaatkan Pekarangan untuk Apotik Hidup”, “Serangga-Serangga Bermanfaat di Sekitar Kita” dan topik-topik sejenis lainnya.
2. Mengumpulkan referensi
Meskipun berbeda dengan penulisan karya tulis ilmiah, namun penulisan karya tulis populer ini juga membutuhkan referensi. Referensi ini terutama digunakan untuk menambah wawasan penulis agar penulis bisa menceritakan kembali suatu topik dalam tulisannya.
3. Membuat kerangka penulisan
Setelah itu buatlah kerangka penulisan karya tulis populer. Secara umum, struktur karya tulis populer ini terdiri dari bagian pembukaan, bagian isi dan bagian penutup.
Pada tulisan karya tulis populer ini tidak terdapat bab-bab seperti halnya pada penulisan karya tulis ilmiah. Karya tulis populer yang dikemas dengan ringan biasanya memiliki satu hingga tiga sub judul yang membagi keseluruhan tulisan.
Dalam pembuatan sub judul ini, sebaiknya hindari penggunaan angka atau huruf agar tidak berkesan seperti karya tulis ilmiah yang resmi.
4. Mengembangkan kerangka penulisan
Bila kerangka penulisan telah dibuat, selanjutnya kembangkanlah kerangka tersebut. Pada pengembangan kerangka ini, sebaiknya penulis menggunakan tehnik penulisan narasi atau bertutur.
5. Penyuntingan
Setelah karya tulis populer selesai dibuat, bacalah kembali tulisan tersebut dari awal. Periksa kembali urut-urutan informasi yang disajikan, ejaan dan penggunaan tanda baca. Bila perlu, mintalah orang lain untuk membacanya agar diperoleh masukan-masukan untuk tulisan tersebut.
Tips Menulis Karya Tulis Populer
Langkah-langkah penulisan karya tulis populer memang cukup sederhana. Dalam penulisan ini, penulis tak perlu melakukan penelitian atau observasi.
Informasi dan fakta yang dikumpulkan berasal dari referensi-referensi yang relevan. Nah, dalam penulisan karya tulis populer ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis.
• Pada penulisan karya tulis populer ini tidak terdapat bab pendahuluan yang memaparkan masalah-masalah yang hendak diulas seperti pada penulisan karya tulis ilmiah.
Sebagai gantinya, penulis bisa langsung menarik perhatian pembaca dengan menulis lead yang menarik. Lead ini adalah kalimat pembuka yang terdapat di awal tulisan dan mengawali paragraf yang pertama. Lead bisa dikemas dalam bentuk pertanyaan, anekdot, kenyataan yang menyentak perhatian dan hal-hal menarik lainnya.
• Dalam penulisan karya tulis populer hindari menggunakan istilah-istilah ilmiah. Bila ada istilah-istilah ilmiah, jabarkan istilah itu dengan menggunakan penjelasan yang sederhana dan dipahami oleh orang awam. Namun untuk beberapa istilah ilmiah yang sulit untuk dijelaskan sebaiknya tetap gunakan istilah itu.
Sebab ada beberapa istilah yang bila diterjemahkan justru akan membingungkan pembaca. Sebagai gantinya,lengkapi istilah tersebut dengan contoh penggunaan atau contoh peristiwa sehingga pembaca lebih mudah memahaminya.
• Hindari menampilkan fakta pendukung berupa angka-angka, presentase, grafik ataupun tabel. Tetapi karya tulis ilmiah populer ini bisa dilengkapi dengan foto atau gambar yang mendukung.
• Sebaiknya hindari menuliskan definisi atau pengertian tentang sesuatu, lebih baik menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh atau menjabarkan dengan gaya bercerita.
Nah, ringkasan panduan menulis karya tulis populer ini mungkin masih banyak kekurangannya. Untuk itu bacalah majalah, koran atau tabloid dan temukan contoh-contoh karya tulis populer sehingga Anda memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai bentuk penulisan ini.
Selain itu, cobalah untuk menggali artikel-artikel di situs Penulispro.com. Situs ini berisi informasi yang lengkap seputar penulisan termasuk mengenai penulisan karya tulis populer.

Cara Menulis Karya Tulis Ilmiah Bagi Kalangan Mahasiswa

Panduan mengenai cara menulis karya tulis ilmiah sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sebab karya tulis ilmiah menjadi salah satu syarat kelulusan bagi para mahasiswa tersebut. Nah, karya tulis ilmiah merupakan bentuk penulisan yang memaparkan pemikiran penulisnya dengan dukungan teori dan data yang relevan.
Sebelum memulai penulisan karya ilmiah ini, biasanya para mahasiswa diminta untuk membuat proposal karya tulis ilmiah terlebih dahulu. Setelah proposal disetujui, barulah penulisan karya tulis ilmiah bisa dimulai. Berkaitan dengan penulisan karya tulis ilmiah ini, biasanya masing-masing perguruan tinggi mengeluarkan pedoman penulisan dan format penulisan karya ilmiah.
Pedoman ini bertujuan agar karya tulis ilmiah yang dihasilkan memiliki keseragaman penulisan, memudahkan mahasiswa dalam penyusunannya dan juga memudahkan para dosen pembimbing dalam proses bimbingan penulisannya. Pada umumnya, karya tulis ilmiah menggunakan format penulisan berikut ini:
1. Bagian awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lain bila ada seperti daftar tabel, daftar lampiran dan daftar gambar, serta ringkasan.
2. Bagian isi
  • Bab I Pendahuluan
  • Bab II Tinjauan pustaka
  • Bab III Kerangka konsep, definisi operasional dan hipotesis
  • Bab IV Metode penelitian
  • Bab V Hasil dan Pembahasan
  • Bab VI Kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Pedoman dan tata cara menulis karya tulis ilmiah yang dikeluarkan oleh masinng-masing perguruan tinggi ini biasanya juga dilengkapi dengan ketentuan ukuran kertas, ketentuan margin, jenis dan ukuran font, ketentuan penulisan judul, bab dan sub bab serta persyaratan administrasi mahasiswa sebelum membuat karya tulis ilmiah ini.

Cara Menulis Karya Tulis Ilmiah Bagi Kalangan Mahasiswa

Menulis Karya Ilmiah
Bila format penulisan telah dipahami, selanjutnya persiapan-persiapan dan penulisan karya tulis ilmiah bisa mulai dilakukan. Berikut ini panduan cara menulis karya tulis ilmiah.
• Menemukan ide atau tema karya tulis ilmiah
Ide atau tema karya tulis ilmiah ini merupakan ide atau tema yang diajukan dalam proposal karya tulis ilmiah. Ide atau tema ini bisa berasal dari permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekitar kita.
Tetapi sebaiknya, pilih ide atau tema yang sesuai dengan minat dan tentu saja relevan dengan bidang pendidikan yang ditempuh.
Pemilihan ide atau tema yang sesuai dengan minat akan membantu penulis untuk menulis dengan bersungguh-sungguh dan bersemangat tanpa ada unsur keterpaksaan.
• Mengumpulkan data dan informasi pendukung
Pengumpulan informasi ini dilakukan untuk mendapatkan data pendukung yang akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. Sumber data dan informasi ini bisa diperoleh melalui literatur primer maupun literatur sekunder.
• Melakukan pengamatan awal terhadap masalah atau objek yang hendak diteliti
Langkah ini dilakukan agar penulis bisa menetapkan masalah dan tujuan penelitian dalam sebuah karya tulis ilmiah. Pengamatan awal ini juga digunakan untuk menentukan metode penelitian yang hendak digunakan.
• Menyusun hipotesis
Pada tahapan ini penulis menyusun dugaan-dugaan atau hipotesis setelah mengamati permasalahan atau objek penelitian.
• Menentukan metode penelitian
Tentukan metode penelitian yang hendak dipakai dalam proses penelitian. Metode penelitian yang tepat tentu akan membuahkan hasil penelitian yang akurat.
• Merancang penelitian
Susunlah urut-urutan kegiatan dalam penelitian. Hal ini membantu penulis untuk melakukan penelitian secara terarah, rapi dan cemat.
• Menjalankan penelitian
Pada tahapan ini penulis menjalankan penelitian sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Selama penelitian dilakukan, penulis juga membuat catatan-catatan dan mengumpulkan data berdasarkan penelitian tersebut.
• Melakukan analisa
Selanjutnya penulis melakukan analisa dari data dan informasi yang diperoleh. Lakukan analisa berdasarkan keadaan yang muncul dalam penelitian serta data pendukung yang sebelumnya dikumpulkan.
• Merumuskan kesimpulan
Dari serangkaian penelitian, pengumpulan data dan analisa tersebut, penulis bisa merangkum sebuah kesimpulan.
• Menyusun outline atau kerangka karya tulis
Setelah semua bahan untuk menyusun karya tulis ilmiah berhasil dikumpulkan, selanjutnya penulis bisa menyusun outline atau kerangka karya tulis. Penulis bisa memilah-milah informasi dan data untuk pendahuluan, isi dan kesimpulan karya tulis.
Outline atau kerangka ini akan memberi arah penulisan yang lebih jelas dan membantu penulis untuk menulis dengan teratur, rapi dan fokus.
• Mengembangkan outline atau kerangka karya tulis
Outline atau kerangka karya tulis ilmiah yang sudah matang tersebut, kemudian bisa dikembangkan menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang utuh. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis dituntut untuk menggunakan kalimat-kalimat yang jelas, singkat, padat, runut dan logis.
• Penyuntingan atau editing
Pada tahapan ini penulis wajib membaca lagi karya tulis yang telah dibuatnya dari awal. Penulis harus memeriksa kembali isi karya tulis ilmiah, ejaan yang digunakan, pemakaian tanda baca dan penyusunan kalimat sesuai dengan aturan EYD.
Langkah penyuntingan ini penting dilakukan sebab kesalahan penulisan bisa mempengaruhi penilaian terhadap sebuah karya ilmiah.
Nah, untuk mendapatkan referensi yang lebih banyak lagi seputar tata cara menulis karya tulis ilmiah, ada baiknya penulis karya tulis ilmiah mengunjungi situs Penulispro.com.
Situs ini berisi informasi yang melimpah berkaitan dengan cara menulis karya tulis ilmiah dan bentuk-bentuk penulisan nonfiksi lainnya. Dengan referensi ini, para penulis bisa menambah wawasan sehingga dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas.

Langkah Menulis di Jurnal dan Panduan Menulis di Jurnal

Panduan menulis di jurnal merupakan sebuah panduan yang diperlukan untuk para akademis. Mengapa? Karena saat ini jurnal ilmiah adalah tempat menampung karya bagi mereka yang akan menyelsaikan kuliahnya. Dari sinilah mengapa panduan menulis di jurnal yang baik sangat diperlukan.
Tidak hanya untuk jenjang dokotr dan magister, namun untuk jenjang sarjana pun, penulisan karya ilmiah di jurnal merupakan sebuah kewajiban. Jadi, selain seorang mahasiswa harus menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi), mereka pun diwajibkan untuk menulis jurnal ilmiah ini. Lalu bagaimana menulis jurnal ilmiah ini? Pembahas ini akan dibahas oleh dua subjudul berikut ini.

Langkah Menulis di Jurnal dan Panduan Menulis di Jurnal

Tentang Menulis di Jurnal Ilmiah

Panduan menulis jurnal ini sebenarnya tergolong mudah. Jika paham betul akan strukturnya, menulis di jurnal itu tidak sesulit yang dikira. Yang paling penting dalam menulis jurnal adalah menulis topik yang cukup menarik dan merupakan sebuah penemuan baru. Selain itu, menulis di jurnal setidaknya juga harus memiliki cara atau metode baru.
Hal ini penting, mengingat, ketika karya tulis akan dimasukan ke dalam jurnal, maka penelaah akan melihat dua poin itu terlebih dahulu. Jika kedua poin itu cukup baik, ada kemungkinan besar bisa dimuat. Selain dua poin tersebut, jangan lupakan pula metode analisis yang digunakan pun tergolong baru. Jangan asal ikut-ikutan dengan karya ini. Jika pada bagian ini cukup baik, maka peluang naskah karya ilmiah untuk dimuat di jurnal ilmiah semakin besar.
Poin lainnya yang menjadi pertimbangan adalah tentang analisis atau percobaan yang terdapat pada karya ilmiah yang akan dikirim ke jurnal bisa menjadi pembanding dengan karya lain yang sudah diterbitkan. Karya ilmiah yang ditulis pun bisa berupa objek yang sama yang pernah ditulis oleh orang lain namun dengan sudut pandang lain dalam penelitiannya.
Dan yang lebih penting dalam sebuah karya ilmiah yang berpotensi untuk tampil di jurnal adalah inobasi dan pengungkapan gejala lainnya. Inovasi tentu berkaitan dengan penelitian yang disajikan lebih variatif sedangkan pengungkapan gejala merupakan faktor yang bisa membuat orang lain menulis hasil sama tapi dengan cara yang beda.

Pedoman Penulisan di Jurnal Ilmiah

Setelah mengetahui poin penting dalam menulis di jurnal ilmiah, selanjutnya dibahas pedoman atau panduan menulis di jurnal. Pedoman ini memang bukan standar mutlak., namun intinya sama. Berikut pedoman penulisan yang bisa dijadikan acuan dalam membuat karya tulis di .jurnal ilmiah
1 Bagian Judul yang Jelas
Judul yang jelas akan membuat sebuah jurnal tampak menarik. Judul pun adalah kesan pertama dari calon pembaca untuk memutuskan apakah akan melanjutkan membaca atau tidak. Maka dari itu, penulisan judul ini perlu diperhatikan. Buatlah judul yang menarik sehingga pembaca bida membayangkan gambaran apa yang akan ditulis nantinya.
2. Abstrak Harus Merangkum Semua
Dalam karya tulis jurnal ilmiah, abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat apa yang di tulis dalam karya ilmiah. Isi abstrak haruslah mampu merangkum identifikasi maslah, tujuan, metode, pembahasan, dan juga simpulan. Kesemuanya itu biasanya ditulis sekitar 250 kata. Untuk memudahkan bagian abstrak, tulislah hal terpentingnya.
3. Pendahuluan
Pendahuluan dalam karya tulis jurnal ilmiah haruslah menjabarkan informasi secara terperinci. Bagian ini merupakan bagian dalam pemaparan latar belakang masalah, serta penjelasan sedikit tntang cara penelitian yang dipakai dalam karya ilmiah ini.
4. Bahan dan Metode
Pada bagian ini, biasanya dijelaskan ketika penelitian atau percobaan dilakukan. Bagian ini adalah bagian penjelasan lengkap terkait landasan teori dan metode penelitian.
5. Hasil
Hasil merupaka bagian dari data yang telah disajikan dan diteliti oleh seorang peneliri. Bagian ini biasanya berupa tabel, teks, dan juga gambar. Data inilah yang kemudian nantinya jadi fokus pembahasan.
6. Pembahasan
Bagian ini adalah bagain penelitian utama. Peneliti haruslah mememecahkan masalah yang ada lewat pembahasan ini. Masalah tersebut nantinya akan memudahkan dalam penelitian selanjutnya. Yang paling penting pada bagian ini adalah pembahasan masalah dengan cara dan metode batu yang memungkinkan banyak orang melakukan hal yang sama.
7. Kesimpulan
Peneliti haruslah meneliti bagian kesimpulan ini. Jangan sampai simpulan yang ditulis tidak memiliki korelasi yang jelas dengan apa yang diungkap pada bagian pendahuluan. Bagian ini pun haruslah memiliki kesimpualnnya sendiri dari apa yang dianalisis.
8. Daftar Pustaka
Rujukan, pustaka acuan, dan juga catatan kaki yang banyak dikutip merupakan unsur wajib yang harus ditulis pada bagian daftar pusaka. Pada bagian ini, daftar pustaka akan mengurus berbagai hal terkait acuan. Jadi tidak boleh ada rujukan yang tertulis dalam pembahasan namun tidak ada dalam daftar pustaka. Begitu pun juga dengan sebaliknya.
Demikianlah penjelasan tentang panduan menulis di jurnal yang patut dijadikan landasan. Siapa tahu artikel ini bermanfaat di kemudian hari. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan pembaca. Untuk .informasi menulis lainnya, silakan kunjungi artikel lain tentang kepenulisan di situs web penulispro.com.


Tidak ada komentar: