JAKARTA - Neraca perdagangan pada Januari 2014 mengalami defisit hingga US$ 430,6 juta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, larangan ekspor hasil tambang mentah menjadi penyebab utama.
BPS mencatat, ekspor sampai Januari 2014 mencapai US$ 14,48 miliar, turun 5,79 persen dibandingkan dengan Januari 2013.
"Ada
aturan Minerba yaitu pelarangan barang tambang mentah. Tercatat pada
kelompok bijih, kerak, dan abu logam ekspornya turun 70,3 persen sampai
ke US$ 291,8 juta," kata Deputi Bidang Statistik dan Produksi BPS Adi
Lumaksono di Jakarta, Senin (3/3).
Untuk ekspor migas mencapai
US$ 2,4 miliar, yang terdiri atas minyak mentah US$ 497,4 juta dan hasil
minyak US$ 293,8 juta. Untuk ekspor non migas, komoditas terbesar
adalah bahan bakar mineral US$ 1,76 miliar serta lemak dan minyak hewan
nabati US$ 1,44 miliar
Sedangkan impor pada Januari 2014 tercatat mencapai US$ 14,92 miliar atau turun 3,46 persen dibandingkan Januari 2013.
"Impor
migas turun 15,8 persen menjadi US$ 3,55 miliar dan non migas naik 1,13
persen menjadi US$ 36 miliar (dibandingkan Desember 2013). Porsi
terbesar adalah mesin dan peralatan mekanik US$ 2,22 miliar dan mesin
dan peralatan listrik US$ 1,65 miliar," jelasnya. (SP/O-2/wbp) investor.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar